Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Ide Pijakbumi muncul setelah raibnya sepatu puluhan penghuni kos.
Pijakbumi mengurangi berbagai material berlebih, seperti lem dan bahan kimia.
Pijakbumi memakai sejumlah kategori material daur ulang.
JAKARTA – Siapa sangka, raibnya sepatu puluhan penghuni rumah kos yang ditinggali Rowland Asfales semasa kuliah justru mengawali cerita Pijakbumi, merek sepatu produk ramah lingkungan bermaterial daur ulang yang sudah diekspor ke sejumlah negara. Entah dicuri atau sekadar dibuang pemilik kos, Fales—sapaan akrab Rowland—menyebut kejadian konyol di kawasan Tamansari, Kota Bandung, itu masih menjadi misteri sampai sekarang. Dia lantas mencari pengganti ke sentra kasut di Cibaduyut yang kondang di Kota Kembang.
“Banyak yang mahal untuk level mahasiswa, padahal desainnya tidak bagus. Jadi, saya iseng mencari yang custom (buatan khusus),” ucapnya kepada Tempo pada pertengahan April lalu.
Obrolan dengan sejumlah pengrajin akhirnya mendorong mahasiswa Program Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) itu untuk membuat sepatu sendiri. Fales bisa menyumbangkan desain dan ide yang dieksekusi para pengrajin kenalannya. Kreasi itu murni buatan tangan, bermodalkan jarum, gunting, dan palu. Ternyata sepatu tersebut diminati orang sekitar, terutama teman kampus Fales. Bisnis kecil-kecilan yang disokong media sosial pun berjalan hingga dia lulus pada 2015.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo