Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, menargetkan produksi batu bara mencapai 41 juta ton hingga akhir tahun 2023. Angka ini meningkat dibandingkan dengan realisasi produksi batu bara di tahun sebelumnya yang sebesar 37,1 juta ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin, menjelaskan hingga kuartal III tahun 2023, PTBA telah menghasilkan total produksi batu bara sebesar 31,9 juta ton, atau tumbuh 15,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang mencapai 27,7 juta ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun kenaikan produksi ini, kata Farida, didukung oleh peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 14,9 persen yaitu mencapai 27 juta ton.
"Kami menargetkan sampai akhir tahun 2023, produksi batu bara mencapai 41 juta ton. Kalau di kuartal ketiga 2023 sudah mencapai 31 juta ton, insya Allah sampai dengan akhir tahun, angka ini bisa tercapai,” ujar Farida dalam Public Expose Live 2023, Senin, 27 November 2023.
Adapun produksi batu bara PTBA memang cenderung naik dalam 3 tahun terakhir. Pada 2020, produksi batu bara adalah sebesar 24,82 juta ton, sementara pada 2021 sebesar 30,04 jura ton, dan pada 2022 sudah mencapai 37,14 juta ton. “Kita berusaha tutup tahun ini seoptimal mungkin,” tuturnya.
Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24 persen
Farida mengatakan bahwa perusahaan terus meningkatkan porsi ekspor secara terukur tanpa mengabaikan kebutuhan dalam negeri, khususnya Domestic Market Obligation (DMO). Hingga kuartal III 2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi DMO tercatat sebesar 51 persen.
Lebih lanjut, Farida mengaku PTBA menghadapi berbagai tantangan pada tahun ini, di antaranya adalah penurunan harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batu bara ICI-3 mengalami penurunan sekitar 33 persen, dari US$ 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$ 86,3 per ton pada Januari-September 2023.
Selain itu, biaya produksi juga mengalami peningkatan, terutama pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan. Oleh karena itu, PTBA terus berupaya untuk memaksimalkan peluang di pasar dalam negeri dan peluang ekspor guna menjaga performa yang baik.
“Kami menaikkan porsi penjualan ekspor di tahun 2022 mungkin sekitar 35-38 persen, sekarang di tahun 2023 sudah di atas 40 persen. Selain itu juga kami berupaya menjaga operasional,” ucap Farida.
DEFARA DHANYA | YOHANES MAHARSO