Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bila Salah tapi Ngotot Benar, Psikolog : Kecenderungan Delusional

Ada istilah kecenderungan delusional dalam ilmu psikologi. Orang dengan kecenderungan ini mengingkari realitas yang umum.

21 April 2019 | 08.30 WIB

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika bermain secara berkelompok, ada kalanya kita berhadapan dengan orang yang menganggap dirinya menang, padahal sejatinya kalah. Pemain itu bisa saja mengumumkan dirinya sebagai menang, meski kenyataannya sebaliknya.

Psikolog Tika Bisono mengatakan keyakinan yang bertentangan dengan persepsi semua orang yang turut serta dalam permainan itu bukan bentuk kepercayaan diri yang tinggi, melainkan penyimpangan kepribadian di mana orang tersebut melawan azas yang secara umum berlaku. “Mereka menghindar dari aturan yang ada. Sehingga seakan-akan berada pada dunianya sendiri yang tidak sama dengan yang normatif,” katanya saat dihubungi Sabtu, 20 April 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca: Syahrini Bilang Mahar Harga Diri Wanita, Simak Kata Psikolog

Dalam psikologi, Tika Bisono menjelaskan, kondisi seperti ini disebut dengan kecenderungan delusional. Kecenderungan delusional memiliki nilai reality testing yang bermasalah. Hal tersebut dapat dibuktikan masyarakat awam dengan membandingkan orang dengan kecenderungan delusional dan realita yang ada.

"Kalau seseorang mengalami kecenderungan delusional, psikolog akan menyebut reality testing-nya kacau. Karena dia mengingkari realitas yang umum. Jadi tinggal dilihat saja, apakah kriteria tersebut sesuai dengan orang yang sedang diobservasi,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya, bagi mereka yang mengakui kekalahan, Tika Bisono mengatakan secara normal, perlawanan atau keinginan untuk menang bagi seseorang tetap ada. Meski demikian, orang-orang yang mengaku kalah menyatakan keinginan untuk melihat hasil akhir dan bukan terus berambisi dan menyuarakan kemenangannya.

"Boleh memberikan pembelaan dengan ‘kita tunggu hasil resminya saja’ dan berharap menang. Tapi bukan menolak dan memastikan diri menang. Itu sudah penyimpangan,” katanya.

Baca: Tips Seks Di Siang Hari, Tilik Kata Psikolog

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | MITRA TARIGAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus