Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan penyedia layanan aplikasi Halodoc meneken nota kesepahaman dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan pada Kamis, 10 Oktober 2019. Kerja sama itu menyepakati pengembangan layanan kesehatan berbasis digital.
“Kami melakukan kerja sama untuk merumuskan langkah-langkah terbaik,” ujar Chief Executive Officer Halodoc Jonathan Sudarta di Hotel The Hermitage, Menteng, Jakarta Pusat.
Meski telah menyepakati nota kesepahaman hitam di atas putih dengan BPJS Kesehatan, Jonathan mengatakan entitasnya belum memiliki gambaran kerja sama bisnis yang lebih detail ke depan. Ia mengatakan, Halodoc dan BPJS Kesehatan saat ini masih dalam tahap komunikasi untuk merembuk rencana yang akan digarap bersama guna pengembangan teknologi.
Ihwal relasi bisnis kedua entitas tersebut, Joanthan mengklaim Halodoc sedari awal tidak memprioritaskan profit. Sebab, misi Halodoc saat ini ialah menjangkau berbagai lapisan masyarakat di Indonesia untuk memperoleh kemudahan layanan kesehatan.
“Kami panggilannya adalah memudahkan akses kesehatan. Entitas kami ini dekat dengan socio-preneurship. Visinya adalah untuk pemberian layanan kesehatan yang lebih layak,” tuturnya.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Wahyuddin Bagenda berharap kerja sama ini dapat membuka kesempatan bagi BPJS Kesehatan untuk mengembangkan sistem teknologinya. Menurut Bagenda, keberadaan Halodoc telah menambah mitra promotif-preventif.
“Ke depan, kami akan berdiskusi bagaimana cara mengintegrasikan Halodoc dengan mobile JKN (Jaminan Kesehatan Nasional),” ujarnya.
Wahyuddin membuka kemungkinan terkoneksinya sistem pembayaran premi asuransi pengguna BPJS Kesehatan dan Halodoc. Artinya, ke depan, pengguna BPJS Kesehatan bisa melakukan transaksi pembayaran asuransi melalui aplikasi Halodoc.
Sebab, sebelumnya, BPJS Kesehatan juga telah melakukan kerja sama serupa dengan Gojek, Ovo, Tokopedia, dan marketplace lainnya.
Adapun pada tahap pertama, kerja sama BPJS Kesehatan dan Halodoc hanya berfokus pada penyediaan informasi. Peserta JKN akan memperoleh kesempatan untuk mengakses informasi kesehatan di aplikasi Halodoc.
Ditemui di tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berharap kerja sama keduanya akan menjadi solusi bagi permasalahan kesehatan di iIndonesia. “Bukan dalam kontek menyembuhkan atau medical, tapi bisnis pelayanan Kesehatan di Indonesia,” tuturnya.
Rudiantara mengatakan, kesepakatan keduanya merupakan langkah positif bagi Halodoc untuk meningkatkan valuasinya. Ke depan, ujar dia, tak menutup kemungkinan Halodoc akan menyusul lima perusahaan rintisan di Indonesia sebagai unicorn.
“Mudah-mudahan unicorn dari health technology ada. Kalau kita ramai-ramai pakai BPJS, jadilah dia (Halodoc) unicorn selanjutnya,” ucapnya.
Saat ini, Halodoc memiliki 7 juta pengguna. Adapun pendanaan Halodoc telah mencapai series B+ dengan valuasi US$ 100 juta.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini