Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden sekaligus Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri menolak keras rencana pembangunan Bandara Bali Utara yang akan dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak tanggung-tanggung, Megawati bahkan sempat menghubungi Gubernur Bali, I Wayan Koster yang merupakan kader PDIP terkait rencana pembangunan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Waktu mau dibangun (bandara baru) lagi di Buleleng, saya kan bilang keluarga besar. Saya itu di sana mau dibikin lapangan terbang. Ngamuk saya, saya panggil Pak Koster (Gubernur Bali). Enak aja ku bilang, hanya untuk nguntungin pariwisata, enggak," kata Megawati saat memberikan pengarahan dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin lalu, 16 Januari 2023.
Lantas, di mana lokasi lahan calon Bandara Internasional Bali Utara itu?
Bandar Udara Internasional Bali Utara atau dalam bahasa Inggris disebut North Bali International Airport, terletak di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Sebagian besar lokasi bandara ini akan berada di atas laut dengan pemandangan dari udara yang terlihat seperti bentuk penyu.
Bandara Bali Utara sebelumnya diinisiasi oleh Gubernur Bali periode 2008–2018 I Made Mangku Pastika sejak 2015 silam.
Dilansir dari laman bibupanjisakti.co.id, Bandara Bali Utara diproyeksikan mampu melayani 50 juta penumpang. Luas bandara Bali Utara sekitar 600 hektare dan berada di ketinggian 8 mdpl dan dilengkapi dengan 2 landasan pacu paralel, taxiway paralel, gedung terminal penumpang modern, terminal penerbangan umum, terminal kargo dan tentunya ATC Control Tower.
Dengan landasan pacu sepanjang 3.600 meter, bandara ini akan mampu melayani pesawat Boeing 777–300. Bandara Bali Utara juga diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low-Cost Carrier (LCC).
Penggagas Bandara Bali Utara
Adapun, Bandara Bali Utara diprakarsai oleh PT BIBU Panji Sakti. Salah satu keuntungan dibangunnya bandara ini adalah tidak membutuhkan lahan yang luas.
Direktur Utama PT BIBU Erwanto Sad Adiatmoko mengatakan, pihaknya sudah melakukan studi di delapan tempat berbeda di Pulau Bali untuk mencari tempat yang cocok untuk dibangun bandara.
“Hasil studi lokasi dengan skor terbaik adalah di pesisir pantai (offshore) Kubutambahan, Buleleng. Artinya kawasan itu ideal sebagai tempat dibangunnya bandara bertaraf internasional dari berbagai aspek sosial, ekonomi, teknis, dan lingkungan hidup,” kata Erwan, beberapa waktu lalu.
Selanjutnya: Di sisi lain, pembangunan bandara...
Di sisi lain, kata dia, pembangunan Bandara Internasional Bali Utara tidak memerlukan pembebasan lahan karena lokasinya akan dibangun di pesisir Pantai Kubutambahan.
Dia menjelaskan, pembangunan bandara di pantai itu tidak akan mengorbankan lahan produktif, mengambil lahan pemukiman masyarakat, tidak menggusur tempat ibadah dan juga tidak mengorbankan situs bersejarah di Kabupaten Buleleng.
Sudah minta restu raja-raja di Bali
Sebelumnya, sejumlah pimpinan PT BIBU Panji Sakti minta dukungan dari raja dan penglingsir Bali. Mereka menemui 11 Raja Bali untuk membahas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di pesisir Kubutambahan, Buleleng, Bali Utara.
"Segala upaya telah maksimal kita lakukan, termasuk dukungan dari para Penglingsir se-Bali. Semoga tidak terlalu lama lagi, pemerintah segera menurunkan penlok (penetapan lokasi) pembangunan Bandar Udara Internasional Bali Utara yang sudah lama ditunggu," kata Komisaris Utama PT BIBU, Sutarman seperti diberitakan Tempo, Sabtu, 10 Desember 2022.
Digarap kontraktor Cina dan 3 BUMN Karya
Rencana pembangunan bandara di Kubutambahan, Bali Utara akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) yang merupakan anak perusahaan salah satu BUMN yang terbesar di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC).
Namun, PT BIBU juga menggandeng kontraktor lokal. Antara lain, PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya dan PT WIKA. Ketiganya merupakan perusahaan kontraktor pelat merah terbesar di Indonesia.
Investasi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara akan menelan sekitar Rp17 triliun dan akan menciptakan lapangan kerja sebesar 200 ribu orang serta menghidupkan UMKM asal Bali dan sekitarnya.
Dalam pengembangannya, bandara ini juga nantinya akan dilengkapi dengan pembangunan Aerotropolis. “Kami sudah mendapat komitmen dari warga di sekitar Kubutambahan untuk bekerja sama mengelola tanah untuk dikelola,” kata Erwanto.
Ia menambahkan tidak ada transaksi jual beli tanah dan tidak ada alih kepemilikan untuk Bandara Bali Utara. Yang ada, menurut Erwanto, adalah sewa pakai dari warga pemilik tanah sehingga kepemilikan tanah tetap di tangan warga.
ANTARA | SYAHDI MUHARRAM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.