Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat perbelanjaan Pasar Tanah Abang di hari kedua puasa Ramadan 1446 Hijriah atau 2025 sudah mulai ramai pengunjung, meski belum begitu padat hingga membuat orang berdesakkan. Dari pantauan Tempo pada Ahad siang, 2 Maret 2025, pusat niaga itu cukup ramai. Hampir semua toko yang berada di sekeliling pasar, khususnya di wilayah Blok B dan Blok A, terlihat melayani pelanggan. Kendati begitu, kondisi ramai itu tak sepadat biasanya setiap kali awal Ramadan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pedagang mukena, M. Haris Al Waffa mengatakan, kondisi pasar memang 20 persen lebih ramai dibandingkan dengan sebelum bulan puasa. Namun, kata dia, kondisi ini masih kalah dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama. Pria berusia 38 tahun itu menilai daya beli masyarakat masih lesu. "Masih lesu dari tahun-tahun kemaren. Tahun kemaren masih mending dari tahun sekarang," kata Haris kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilik toko Dhaffa Mukena yang berada di Blok A lantai LG itu bercerita, dirinya sudah berjualan di Pasar Tanah Abang sejak 10 tahun lalu. Jika sedang ramai, kata dia, dalam satu hari tokonya bisa disambangi sampai 100 pembeli dengan omset sekitar Rp 10-20 juta. Namun, Hal itu kontras dengan jumlah pengunjung harian ke tokonya beberapa tahun belakangan yang hanya mencapai 10-20 orang saja. "Di rata rata perhari omsetnya tidak menentu, kalau sekarang-sekarang ini, karena sepi (paling) Rp 3 juta," katanya.
Namun, Haris dan juga pedagang lainnya optimis jumlah pengunjung akan meningkat pada dua pekan menjelang lebaran. Dia berharap daya beli masyarakat bisa mencapai 90 persen dari capaian tahun lalu. "Kalau tidak mendekati 100 persen, 90 persenlan dibanding tahun lalu. Semoga saja," tuturnya sembari melipat beberapa pasang mukena.
Senada dengan Haris, Idris, penjual baju kanak-kanak di Tanah Abang juga merasakan hal yang sama. Pria berusia 38 tahun itu menyebut belum ada perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah Ramadan tahun ini. "Kalau hari ini sepi, sama seperti sebelum puasa," kata dia.
Idris menjual baju kanak-kanak dengan harga mulai dari puluhan hingga ratusan ribu. Dia bercerita, selama satu tahun berjualan di Pasar Tanah Abang, dirinya belum pernah menjumpai ada kepadatan pembeli di pusat grosir tersebut. Bahkan, ucapnya, ada masanya tidak ada pembeli sama sekali. "Kalau sepi kadang zonk, tidak ada sama sekali."
Kondisi itu dirasakan sedikit berbeda oleh Siti Nur Asyiah, karyawan toko pakaian muslimah yang berada di Gedung Blok B Lantai LG. Asyiah mengatakan sudah mulai merasakan perbedaan yang cukup signifikan di awal Ramadan ini. Penjualannya meningkat sekitar 50 persen dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. "Alhamdulillah ya, sekarang sudah ramai. Engak kaya biasanya, sepi gitu," ujar Caca, sapaan akrab Asyiah.
Lebih lanjut, Caca menambahkan, tokonya memang sudah memiliki pelanggan tersendiri. Toko muslimah dengan brand Farhan & Aqila Collection itu bahkan memiliki tim tersendiri yang mempromosikan produk di sejumlah media sosial. Apabila sedang ramai, kata Caca, pendapatannya bisa mencapai Rp 30 juta per hari. "Bajunya juga buatan sendiri. Ada yang jual online, tapi beda lagi tokonya," tutur Caca.
Perempuan berusia 26 tahun itu berharap pengunjung akan terus meningkat dalam dua minggu ke depan. "Prediksi dan harapan kami semua, sama, semoga bisa semakin rame lagi," kata Caca kepada Tempo seraya menggantungkan satu stel gamis.
Pilihan editor: BPH Migas Klaim BBM Pertamax Sudah Sesuai Spesifikasi