Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Minyak Merangkak Naik Pasca Anjlok 4 Persen

Pergerakan dolar yang lebih kuat memberi insentif yang lebih kecil untuk berinvestasi pada komoditas berdenominasi mata uang dolar

6 Juli 2017 | 08.28 WIB

Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger
Perbesar
Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Harga minyak mentah dunia anjlok sekitar 4 persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan oleh naiknya ekspor OPEC serta menguatnya pergerakan dolar AS sehingga memicu aksi jual.

Baca: Harga Minyak Memanas Dipicu oleh Data Produksi AS

Pada perdagangan Rabu, harga minyak WTI kontrak Agustus 2017 berakhir terjerembab 4,12 persen atau 1,94 poin ke USD 45,13 per barel, setelah dibuka turun tipis 0,06 persen di posisi 47,04. WTI sebelumnya mencatatkan kenaikan panjang selama delapan sesi berturut-turut hingga Senin 3 Juli.

Adapun patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak September 2017 ditutup anjlok 3,67 persen atau 1,82 poin ke USD 47,79, setelah dibuka dengan kenaikan 0,12 persen atau 0,06 poin di posisi 49,67.

“Ini adalah transisi dari overbought untuk sementara waktu. Sepertinya tidak terlalu banyak fundamental mendorong pergerakan hari ini, tampaknya ini lebih seperti tren yang berbalik. Pada akhirnya pelaku pasar keluar dan anda harus mengambil untung,” ujar analis riset Tyche Capital Advisors, John Macaluso, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 6 Juli 2017.

Data Thomson Reuters Oil Research menunjukkan, ekspor minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dilaporkan naik untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni.

OPEC mengekspor 25,92 juta barel per hari (bph) pada bulan Juni, naik 450.000 bph dari bulan Mei dan 1,9 juta bph dari tahun sebelumnya.

“Kenaikan harga minyak kehabisan tenaganya. Hal ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat kabar tentang meningkatkan pasokan OPEC,” kata Carsten Fritsch, analis komoditas di Commerzbank.

Analis lainnya mengatakan bahwa pergerakan dolar yang lebih kuat memberi insentif yang lebih kecil untuk berinvestasi pada komoditas berdenominasi mata uang dolar AS seperti minyak mentah. Indeks dolar AS pada perdagangan Rabu berakhir naik 0,07 persen atau 0,072 poin ke level 96,290.

Pasca akhir perdagangan Rabu, minyak kemudian terpantau mengikis pelemahannya setelah data kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan jumlah persediaan minyak mentah AS turun 5,8 juta barel menjadi 503,7 juta barel sepanjang pekan hingga 30 Juni.

Angka tersebut jauh lebih besar dari perkiraan untuk penurunan sebesar 2,3 juta barel. Data API, yang biasanya dirilis pada hari Selasa, tertunda oleh libur hari kemerdekaan AS. Data resmi dari Departemen Energi AS yang dijadwalkan rilis hari Rabu pun ikut tertunda satu hari.

Para pedagang minyak berharap aktivitas pengendara yang berlibur ke pantai pada bulan Juli akan mendorong permintaan bensin AS memanas, sehingga membantu menguras persediaan minyak mentah.

Baca: Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

Harga minyak WTI pagi ini terpantau menanjak 1 persen ke USD 45,58 per barel pada pukul 07.08 WIB. Sedangkan harga minyak Brent naik 0,96 persen atau 0,46 poin ke USD 48,25 per barel.

BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan

Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus