Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IHSG Merosot 2,27 Persen di Sesi I, Bursa Asia Terseret Arus Ketidakpastian Tarif Trump

Pasar modal domestik terseret gelombang sentimen negatif global, setelah kebijakan tarif baru Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan China resmi berlaku

3 Februari 2025 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024, Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjerembab di zona merah pada sesi pertama perdagangan Senin, 3 Februari 2025. Tim analis Samuel Sekuritas Indonesia menyampaikan pasar modal domestik terseret gelombang sentimen negatif global, setelah kebijakan tarif baru Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan China resmi berlaku. IHSG menutup sesi siang di level 6.947,7, terkoreksi 2,27 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketidakpastian ekonomi kian menguat setelah pasar saham Amerika Serikat (AS) mencatat pelemahan di akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average turun 0,75 persen, S&P 500 melemah 0,50 persen, dan Nasdaq terkoreksi 0,28 persen. Sentimen ini menjalar ke pasar Asia yang juga terkapar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indeks Nikkei Jepang juga jatuh 2,2 persen, Kospi Korea Selatan anjlok 3 persen, sementara Hang Seng Hong Kong dan STI Singapura masing-masing terkoreksi 0,7 persen dan 0,2 persen.

Di dalam negeri, kejatuhan IHSG ditandai dengan melemahnya saham-saham kapitalisasi besar. Saham PT Barito Renewables Energy (BREN) rontok 6 persen, Bank Central Asia (BBCA) turun 2,3 persen, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melemah 1,1 persen, dan Bank Mandiri (BMRI) jatuh 4,9 persen. Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) bahkan terjun bebas 17 persen, sementara PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terkoreksi 5,6 persen.

Indeks sektor properti (IDXPROPERT) menjadi yang paling parah dengan penurunan 3,3 persen, disusul sektor industri dasar (IDXBASIC) yang melemah 3 persen dan sektor kesehatan (IDXHEALTH) yang turun 2,5 persen.

Di tengah kepanikan pasar, nilai transaksi pada sesi pertama mencapai Rp4,3 triliun dengan frekuensi trading sebanyak 631.080 kali dan volume 78,2 juta lot. Saham PT Solusi Sinergi Digital (WIFI) menjadi saham paling aktif diperdagangkan dengan 34.928 kali transaksi, diikuti PANI (31.944) dan PT Petrosea Tbk (PTRO) (31.430).

Dari sisi volume perdagangan, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi primadona dengan 18,9 juta lot yang berpindah tangan, disusul PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebanyak 4,11 juta lot, dan PT Indointernet Tbk (INET) sebanyak 3,77 juta lot.

Di tengah ambruknya IHSG, masih ada beberapa saham yang bersinar. Lima besar saham dengan kenaikan tertinggi di sesi pertama adalah:

• PT Hotel Sahid Jaya International (SHID) +25 persen (Rp 1.075)
• PT Sumber Medika Pratama (SMDM) +24,5 persen (Rp 735)
• PT Tira Austenite (TIRA) +24,5 persen (Rp 635)
• PT Batulicin Nusantara Maritim (BESS) +22,5 persen (Rp 500)
• PT Koka Indonesia (KOKA) +17 persen (Rp 96)

Sebaliknya, saham-saham yang mencatat penurunan terdalam adalah:

• PT Millenium Pharmacon International (OBAT) -24 persen (Rp 505)
• PT Ayu Lestari Jaya (UFOE) -17,1 persen (Rp 212)
• PT Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) -17 persen (Rp  9.600)
• PT Catur Sentosa Adiprana (CBDK) -14,3 persen (Rp6.875)
• PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) -11,4 persen (Rp 216)

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus