Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meski India telah menutup keran ekspor beras, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Indonesia akan tetap mendapatkan jatah impor dari negara tersebut. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso mengatakan Indonesia bakal mengimpor sebanyak 1 juta ton tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meski sudah setop, tapi kan kita sudah ada MoU-nya. Kalo sudah kesepakatan ya enggak ada masalah," kata Budi saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat pada Minggu, 30 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah menjalin kesepakatan dengan India untuk pengadaan stok beras. Komitmen Perdagangan itu dijalan demi mengamankan stok beras dalam negeri menjelang puncak cuaca ekstrem El Nino.
Budi menjelaskan India merupakan salah satu negara sumber impor beras terbesar bagi Indonesia. India pun termasuk negara yang paling banyak menerima ekspor minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dari RI. Sehingga kedua negara tetap berkomitmen melakukan keseimbangan perdagangan atau trade balance.
Sementara itu, Zulkifli Hasan mengatakan Badan Pangan Nasional atau Bapanas bersama Perum Bulog sedang merumuskan neraca pangan, termasuk beras. Keduanya tengah menghitung persediaan cadangan beras pemerintah (CBP) dan jumlah kebutuhan di dalam negeri.
Terlebih, pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan sosial atau bansos beras mulai dari Oktober hingga Desember 2023 sebanyak Rp 8 triliun. Karena itu, pemerintah memutuskan untuk tetap mengimpor beras sebagai bantalan sosial dan antisipasi dari penurunan hasil produksi di dalam negeri.
Di sisi lain, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi berencana Indonesia tak akan mengimpor beras dari India. Tetapi, dia pemerintah India yang menawarkan dilakukannya trade balancing atau menyeimbangkan perdagangannya dengan Indonesia.
Menurutnya, India berharap Indonesia lebih banyak mengimpor komoditas dari negaranya. Tujuannya, agar mendapat ekspor CPO dengan jumlah yang jauh lebih besar. Tetapi pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengutamakan penyerapan hasil panen petani lokal.
Bapanas pun mengaku telah memastikan bahwa Indonesia memiliki stok beras yang cukup. Berdasarkan catatan Bapanas, carry over beras di Indonesia pada 2022 sampai 2023 ada sekitar 4 juta ton. Kemudian, merujuk pada amatan Kerangka Sampel Area (KSA), hasil produksi di Indonesia pada Mei 2023 lebih dari 2,8 juta ton. Karena itu, dia mengaku optimistis pasokan beras di Tanah Air akan aman meski tak mengimpor dari India.