Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jakarta Akan Tetap Menarik Investor Properti Meski IKN Pindah, Kenapa?

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto memprediksi infrastruktur Jakarta akan terus berkembang dan menarik investor.

29 Januari 2022 | 08.28 WIB

Foto udara Stasiun Light Rapid Transit Jabodebek di kawasan Cibubur, Jakarta, Jumat, 18 September 2020. Hingga Mei 2020 pembangunan LRT Jabodebek yang masih berjalan telah 71,2%. Untuk rincian progress pada setiap lintas pelayanannya yakni Lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur 85,7%, Lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 65,9%, dan Lintas layanan 3 Cawang-Bekasi Timur 64,8%. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Foto udara Stasiun Light Rapid Transit Jabodebek di kawasan Cibubur, Jakarta, Jumat, 18 September 2020. Hingga Mei 2020 pembangunan LRT Jabodebek yang masih berjalan telah 71,2%. Untuk rincian progress pada setiap lintas pelayanannya yakni Lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur 85,7%, Lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 65,9%, dan Lintas layanan 3 Cawang-Bekasi Timur 64,8%. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto memperkirakan infrastruktur Jakarta masih akan terus berkembang dan menarik investor di sektor properti walaupun Ibu Kota Negara (IKN) secara bertahap akan pindah ke Kalimantan Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ferry menyebutkan rencana pengembangan Jakarta masih tetap berjalan saat ini. Beberapa di antaranya terlihat dari pembangunan LRT Jabodebek dan pengembangan MRT yang akan menghubungkan bagian barat dan timur sehingga melewati Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Artinya secara infrastruktur Jakarta masih berkembang dan tetap memiliki daya tarik untuk berinvestasi di properti," kata Ferry, Jumat, 28 Januari 2022.

Walaupun nantinya pindah ke Kalimantan Timur, menurut dia, IKN akan menjadi pusat pemerintahan. Sementara itu, Jakarta masih tetap sebagai pusat keuangan dan komersial.

"Kita melihat negara-negara lain yang ibu kotanya pindah, maka kota lamanya tersebut tidak secara otomatis menjadi sepi, bahkan bisa jauh lebih ramai contohnya Kuala Lumpur di Malaysia," tuturnya.

Oleh karena itu, menurut Ferry, jika ada dampak dari pemindahan Ibu Kota Negara maka butuh waktu yang cukup panjang. "Dan Jakarta masih memiliki daya tarik untuk sebagai pusat komersial dan tempat hunian."

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa perekonomian nasional tetap bertumpu ke Jakarta meskipun IKN pindah ke Kalimantan Timur.

Pasalnya, ekonomi Jakarta dan daerah sekitarnya menyumbang 28-34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Jakarta juga sudah dikenal sebagai pusat dari aktivitas ekonomi serta jasa di Tanah Air.

Ia berharap di masa mendatang Jakarta bertransformasi ke arah ekonomi dan bernilai tambah tinggi, berkolaborasi, integrasi dengan kota di Jawa Barat dan Banten. Jakarta juga harus bertransformasi menjadi kota bisnis.

Pasalnya, kata Diana, distribusi usaha di Jakarta telah didominasi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 46,7 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum (16,72 persen) dan industri pengolahan 16,53 persen. Dukungan terhadap sektor UMKM, menurut dia, diperlukan karena porsi usaha sektor tersebut di Jakarta mencapai 93,46 persen.

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus