Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Louis Ross di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kedua pihak membahas soal fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau kebijakan untuk meringankan bea masuk impor.
"Ini, kan, masalah yang sudah lama dibahas dan tadi sudah ada satu kesepakatan bahwa mungkin awal Desember kami akan mengirim tim untuk negosiasi untuk menyelesaikan," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan GSP sejatinya simbol kerja sama antara Indonesia dan Amerika. Sebabnya, kata dia, pemerintah berharap rencana Amerika mengevaluasi GSP ini berakhir dengan peningkatan fasilitas yang diberikan untuk Indonesia. Bukan penghapusan.
Bila masalah GSP telah selesai, kata Airlangga, Indonesia dan Amerika bisa meningkatkan kerja sama dengan membuat perjanjian perdagangan lain. "Wilbur Ross mengatakan apabila GSP-nya selesai, kita bisa bicara mengenai tambahan-tambahan yang bisa didorong," ucap dia.
Airlangga menuturkan negosiasi GSP dengan Amerika sejatinya sudah hampir mencapai titik temu. Ia menargetkan sebelum Natal tahun ini semua sudah selesai. "GSP tinggal finalisasi item, sehingga bisa diselesaikan sebelum Christmas," katanya.
Sebelumnya, Amerika mengancam mencabut fasilitas GSP yang mereka berikan kepada Indonesia untuk 124 produk. Jika hal ini terjadi, Indonesia harus membayar bea masuk sebesar US$ 1,95 miliar.
Amerika menilai surplus Indonesia sudah terlalu besar. Penghapusan ini merupakan strategi perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump, terutama terhadap Cina.
AHMAD FAIZ
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini