Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemendag Siapkan Aturan Larangan Ekspor Merkuri

Kemendag sedang menggodok aturan soal larangan ekspor merkuri.

16 Desember 2019 | 18.42 WIB

Troli bekas aktivitas penambangan emas ilegal di Gunung Botak di Pulau Buru, Maluku, 28 November 2018. Kini Gunung Botak kondisinya sangat memprihatinkan. Alamnya telah rusak akibat keserakahan puluhan ribu penambang emas illegal yang mengeruk isi bumi dengan menggunakan racun merkuri dan sianida. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Perbesar
Troli bekas aktivitas penambangan emas ilegal di Gunung Botak di Pulau Buru, Maluku, 28 November 2018. Kini Gunung Botak kondisinya sangat memprihatinkan. Alamnya telah rusak akibat keserakahan puluhan ribu penambang emas illegal yang mengeruk isi bumi dengan menggunakan racun merkuri dan sianida. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo.Co, Jakarta - Kementerian Perdagangan tengah menggodok aturan soal larangan ekspor merkuri. Sejumlah instrumen terkait pelarangan ini telah disepakati oleh kementerian dan lembaga terkait lainnya.

“Saat ini prosesnya masih ditelaah oleh biro hukum kami,” kata Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Kementerian Perdagangan, Merry Maryati, dalam konferensi pers di Kantor Ombudsman, Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.

Aturan soal larangan ekspor merkuri ini merupakan salah satu rekomendasi dari Ombudsman kepada Kemendag. Rekomendasi diberikan agar pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri, bisa benar-benar terlaksana.

Merry membenarkan, saat ini baru ada aturan soal larangan impor merkuri. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan Berbahaya.

Sehingga, saat ini belum ada sama sekali aturan yang melarang ekspor merkuri. Padahal, merkuri merupakan bahan kimia berbahaya. Beberapa negara lain telah lebih dulu melarang perdagangan merkuri.

Merry mengakui, ada kesulitan saat merumuskan larangan ekspor merkuri. Sebab, tidak diketahui siapa produsen yang memproduksi merkuri selama ini. Perdagangan merkuri lebih banyak dilakukan di pasar gelap. “Sekarang ini kami gak tahu (nilai ekspor), karena itu barang bebas,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus