Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan multiaplikasi Gojek mencatat transaksi sepanjang 2020 mencapai US$ 12 miliar atau Rp 170 triliun. Transaksi ini meningkat 10 persen ketimbang tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kita semua dan kami bangga Gojek dapat tetap resilient, terus menjadi andalan masyarakat agar tetap produktif, serta di saat yang sama mampu memperkuat fundamental perusahaan,” ujar CEO Gojek Andre Sulistyo dalam keterangannya yang diterima pada Jumat, November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pencapaian ini didorong oleh transaksi pengguna aktif bulanan yang mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara. Transaksi juga diraup oleh oleh layanan pendamping seperti GTV dan pembayaran Gopay.
Andre menjelaskan, di usia perusahaan yang kesepuluh, Gojek mencetak laba perusahaan di luar biaya headquarter atau contribution margin positive untuk layanan-layanan utamanya. Pencapaian ini didorong oleh investasi yang berfokus pada area strategis. Salah satu investasi strategis yang dilakukan Gojek pada 2020 adalah mengintegrasikan aplikasi Gojek secara global di Indonesia, Singapura, Vietnam dan Thailand.
Gojek pun menempatkan investasi di bidang sumber daya manusia dan teknologi. Di samping itu, perusahaan mendorong otomatisasi sehingga berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas performa aplikasi, seperti GoBiz self-serve onboarding dan CareTech ticket automation. “Kami akan memperkokoh komitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM,” ucap Andre.
Co-CEO Gojek Kevin Aluwi menjelaskan, pandemi membuat ketergantungan masyarakat terhadap platform digital seperti Gojek semakin besar. “Kami merespons dan beradaptasi di tengah situasi sulit, melalui inovasi dan kerja keras dari seluruh tim di Gojek,” ucapnya.