Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad M. Ramli mengatakan pada era wabah seperti sekarang ini mengharuskan masyarakat untuk membatasi kegiatan sosialnya. Berbagai kegiatan, dari pekerjaan sampai hiburan, harus dilakukan dari rumah. “Buktinya tiga bulan masa pandemi ini, konsumsi data masyarakat dari jaringan Internet seluler hingga Internet fixed seperti Wi-Fi mengalami kenaikan,” kata dia, akhir pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, wajar jika para operator jaringan telekomunikasi menangkap fenomena tersebut sebagai potensi bisnis yang menggiurkan. Pemerintah pun, kata Ramli, pada dasarnya mendukung jika operator seluler memperbanyak aksesibilitas platform berbagai layanan seperti hiburan ke penggunanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, jaringan di Indonesia saat ini sudah cukup bagus dan tidak mungkin bagi operator untuk terus-terusan bermain di bisnis jaringan saja. “Bisnis jaringan butuh modal besar, tapi lama balik modalnya, lagi pula jangkauan jaringan sudah hampir terpenuhi semua,” kata Ramli.
Hal tersebut diamini oleh manajemen Telkomsel. Direktur Utama Telkomsel Setyanto Harsono mengatakan bisnis aksesibilitas platform bakal menjadi inti bisnis perseroannya pada masa-masa mendatang.
Setyanto mengatakan bakal memberikan promo menarik bagi pelanggannya untuk bisa mengakses platform konten on demand. Ada beberapa sektor platform yang jadi fokus Telkomsel, antara lain adalah pendidikan, kesehatan, dan hiburan seperti konten film. “Saya kasih bocoran ya, Netflix akan bisa kami buka ke pengguna kami dalam hitungan minggu,” ujarnya.
Dia tak menampik bahwa pembukaan kembali akses ke platform Netflix yang diblokir sejak 2016 itu menarik perhatian masyarakat. Selain itu, Telkom juga mencari mitra platform baru setelah ditutupkan layanan konten film milik Hooq per 30 April lalu akibat kalah bersaing. Melansir BBC, Netflix mencatatkan penambahan pengguna baru sebanyak 16 juta orang di kuartal I 2020. Wabah corona yang berujung pada karantina masyarakat dinilai sebagai pemicu peningkatan pengguna Netflix yang saat ini ada di kisaran 180 juta pelanggan dengan pendapatan US$ 5,7 miliar.
Tak hanya Netflix, platform serupa seperti Viu juga terus mencatatkan perkembangan positif. Hingga akhir 2019, pengguna Viu sudah menyentuh 41,4 juta orang dengan pertumbuhan 35 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Begitu pun dengan Iflix yang mengklaim mengalami kenaikan jumlah pengguna sebesar 80 persen pada 2019 dan menargetkan setidaknya ada lebih dari 25 juta pengguna di Tanah Air kelak.
Kepala Eksekutif Ideosource Entertainment Andi Boediman mengatakan ada potensi pasar di segmen tersebut dengan omzet hingga US$ 1 miliar di Indonesia dalam hitungan tiga tahun mendatang. Berbagai platform itu juga memberikan banyak pilihan penayangan film bagi rumah produksi seperti Ideosource yang mendanai berbagai film, di antaranya adalah Keluarga Cemara dan Gundala, yang selama ini menayangkan kreasinya di layar bioskop dan televisi saja. Seperti yang diketahui, platfrom-platform tersebut juga berlomba-lomba membuat film orisinal produksi sendiri.
Andi sendiri baru saja meresmikan pendanaan ke platfrom video on-demand milik Gojek, GoPlay, pekan lalu. Pendanaan yang tak disebutkan jumlahnya itu bakal digunakan untuk meningkatkan pelayanan dan konten GoPlay agar bisa bersaing dari serbuan platform asing. “Situasi pandemi sudah mengubah cara masyarakat mengkonsumsi konten,” ujar Andi yang saat ini amat fokus berinvestasi di sektor bisnis konten video sejak beberapa tahun terakhir.
ANDI IBNU
Musim Semi Layanan Platform Video Berbayar
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo