Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Kupang - Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang mencatat ekspor gurita dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Cina mencapai 24 ton pada Januari 2019.
Baca juga: NTT Ekspor 30 Ribu Ton Batu Mangan ke Cina
"24 ton gurita beku yang diekspor ini ada dari Pulau Flores yang dikirim melalui Surabaya, Jawa Timur," kata Kepala Stasiun KIPM Kupang Jimmy Elwaren kepada Antara di Kupang, NTT, Jumat, 22 Februari 2019.
Ia mengatakan ekspor gurita tersebut dilakukan PT Okishin Flores dengan nilai mencapai US$ 63 ribu.
Jimmy menjelaskan komoditas gurita merupakan salah satu produk kelautan dari provinsi setempat yang mulai diminati Cina. Ekspor perdana gurita, lanjutnya, telah dilakukan sejak 2018 lalu dengan jumlah mencapai 15,8 ton.
Jimmy mengatakan selain gurita, ada pula produk perikanan lain yang diekspor ke negeri "Tirai Bambu" itu pada Januari 2019 yaitu rumput laut. "Produk rumput laut yang diekspor ini dipasok dari Pulau Sumba sebanyak 75 ton," katanya.
Ia menjelaskan rumput laut yang diekspor tersebut dalam bentuk "alkali treated cottoni chips" (ATCC) dengan nilai ekspor sebesar US$ 96.859.
Jimmy mengatakan komoditas rumput laut merupakan produk yang paling banyak diekspor pada Januari 2019, menyusul ikan kering sebanyak 27,8 ton, ikan anggoli 1,8 ton, skip jack 0,5 ton, dan tuna beku 0,3 ton.
"Sementara komoditas unggulan lain seperti ikan cakalang dan tuna belum diekspor karena mungkin produksinya masih kurang akibat cuaca buruk dari akhir tahun lalu," katanya.
Baca berita ekspor lainnya di Tempo.co
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini