Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Penyebab Maybank Indonesia Pertimbangkan Kenaikan Suku Bunga di Kuartal IV 2022

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) belum berencana untuk menaikkan suku bunga pinjaman dalam kurun waktu waktu dekat.

28 Agustus 2022 | 10.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) belum berencana untuk menaikkan suku bunga pinjaman dalam kurun waktu waktu dekat. Kenaikkan suku bunga diperkirakan baru akan terjadi pada kuartal IV/2022.

Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason menilai langkah Bank Indonesia dalam menaikkan suku bunga acuan sudah tepat, mengingat sejumlah bank sentral di dunia juga melakukan hal yang sama seiring agresivitas The Fed dalam memompa suku bunga.

Adapun di Asia, Indonesia menjadi negara terakhir yang menaikkan suku bunga. Dia mengapresiasi Bank Indonesia yang dapat mempertahankan suku bunga tetap rendah selama ini.

“Kami ingin mempertahankan sejauh mungkin loan yield kami, dan juga mempertahankan beban dana (cost of fund). Tetapi, kalau beban dana mulai naik sedikit-sedikit, mau tidak mau loan yield akan ikut naik. Itu saya pikirkan pada kuartal terakhir, mungkin 1 -3 bulan tidak akan terasa,” kata Thilagavathy di Denpasar, Sabtu 27 Agustus 2022.

Sekadar informasi, merujuk pada laman resmi Maybank Indonesia, suku bunga dasar kredit Maybank Indonesia untuk segmen bisnis korporasi per Januari 2022 sebesar 8 persen per tahun, kredit ritel sebesar 9 persen per tahun, KPR sebesar 8,25 persen per tahun dan non KPR sebesar 9 persen per tahun.

Dia mengatakan perseroan juga masih menunggu lembaga penjamin simpanan sebelum memutuskan untuk menaikkan suku bunga simpanan dan pinjaman.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur pada Agustus 2022 menjadi 3,75 persen.

Kenaikkan suku bunga acuan tersebut merupakan yang pertama kalinya setelah 17 bulan beruntun dipertahankan pada level 3,5 persen.

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede berharap kenaikkan suku bunga Bank Indonesia nantinya tidak akan berdampak signifikan terhadap kredit. Kendati demikian, dia menilai seandainya suku bunga acuan naik, dampaknya tidak akan langsung dirasakan oleh masyarakat pada tahun ini.

Kenaikkan suku bunga kredit, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR), kemungkinan akan terimbas pada tahun depan.

“Tetapi kemungkinan pada awal tahun depan akan berpengaruh [terhadap kredit]. Jadi yang harus kita cermati adalah pertumbuhan kredit pada tahun depan karena dampak dari kenaikkan suku bunga akan lebih kelihatan lagi pada tahun depan,” kata Josua.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus