Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Profil dan Harta Darmawan Junaidi yang Kembali Diangkat jadi Dirut Bank Mandiri

Sosok Darmawan Junaidi yang kembali terpilih sebagai Direktur Utama Bank Mandiri selama dua periode. Berapa hartanya?

26 Maret 2025 | 17.16 WIB

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan paparan kinerja Bank Mandiri Triwulan III/2024 di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 30 Oktober 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Perbesar
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan paparan kinerja Bank Mandiri Triwulan III/2024 di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 30 Oktober 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Darmawan Junaidi kembali terpilih sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa, 25 Maret 2025. Dia sebelumnya telah menjabat di salah satu bank pelat merah tersebut pada periode 2020 hingga 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“RUPST Bank Mandiri menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan,” demikian petikan keterangan tertulis agenda RUPST Bank Mandiri yang diterima Tempo, Selasa, 25 Maret 2025. Lantas, seperti apa sosok Darmawan Junaidi? 

Profil Darmawan Junaidi

Melansir laman resmi Bank Mandiri, Darmawan lahir di Palembang pada 1966. Dia menempuh pendidikan program sarjana (S1) di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebelum menjadi direktur utama di Bank Mandiri, Darmawan lebih dahulu menjadi Direktur Treasury (2017-2018) serta Direktur Treasury dan International Banking (2018-2020). Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (2016-2017), Komisaris Utama PT Semen Kupang Indonesia (2016-2017), dan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Semen Indonesia (2017). 

Harta Kekayaan Darmawan Junaidi

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) yang diunggah di laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Darmawan terpantau pertama kali menyampaikan total hartanya saat menjadi Head Marketing West Department - Treasury Group Bank Mandiri. Jumlah kekayaannya kala itu sebesar Rp 2.602.969.733 pada 21 Juni 2011. 

Kemudian, dia kembali menyerahkan LHKPN pada saat menjadi Regional CEO XI Bali dan Nusa Tenggara - Direktorat Distribusi Bank Mandiri, dengan harta sebesar Rp 6.197.651.478 per 21 Desember 2015. Setahun berikutnya, dia menyampaikan hartanya ketika menjabat sebagai Direktur Keuangan Semen Indonesia, dengan nilai Rp 6.997.651.478 pada 1 Juni 2016.

Selanjutnya, saat menjabat sebagai Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Darmawan kembali melaporkan kekayaannya. Jumlah hartanya selama tiga tahun berturut-turut, yaitu Rp 11.236.123.818 pada 31 Desember 2017, Rp 16.101.644.701 pada 31 Desember 2018, dan meningkat menjadi Rp 23.679.419.134 pada 31 Desember 2019. 

Pada 2020, Darmawan mulai menduduki posisi eksekutif sebagai Direktur Utama Bank Mandiri. Jumlah kekayaan yang dilaporkannya ke KPK selama tiga tahun berturut-turut, masing-masing adalah Rp 41.032.626.223 pada 31 Desember 2020, Rp 50.075.290.302 pada 31 Desember 2021, dan Rp 54.206.112.038 pada 31 Desember 2022. 

Adapun LHKPN terakhir yang dilaporkan Darmawan, yaitu pada Selasa, 26 Maret 2024 dengan jumlah mencapai Rp 90.415.489.511. Berikut rinciannya:

- Tanah dan bangunan: Rp 81.050.000.000.

- Alat transportasi dan mesin: Rp 3.890.000.000.

- Harta bergerak lainnya: Rp 800.000.000.

- Surat berharga: Rp 23.409.535.522.

- Kas dan setara kas: Rp 1.540.941.198.

- Harta lainnya: Rp 2.860.439.342.

- Utang: Rp 23.135.426.551. 

Dalam LHKPN-nya, kepemilikan atas 19 bidang tanah dan/atau bangunan diklaim dari hasil sendiri. Aset-aset properti tersebut tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bogor, Magelang, Gianyar, Tabanan, dan Badung, dengan luas berkisar antara 11 hingga 2.00 meter persegi. 

Dia juga mempunyai empat alat transportasi yang diklaim dari hasil sendiri, meliputi mobil Mitsubishi Expander Ultimate (2018) senilai Rp 190 juta, mobil Mercedes Benz C 200 (2019) senilai Rp 600 juta, mobil Lexus LM 350 (2023) senilai Rp 2 miliar, dan mobil Mini Cooper SE-Electric (2023) senilai Rp 1,1 miliar. 

Adil Al Hasan dan Fajar Febrianto berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus