Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan secara resmi memulai pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Purworejo Baru. Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama atau ground breaking pekerjaan konstruksi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pembangunan terminal ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Terminal Tipe A secara nasional yang dilakukan Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat. "Revitalisasi dilakukan agar fasilitas dan layanan terminal semakin baik, sehingga dapat menumbuhkan budaya masyarakat untuk menggunakan angkutan massal bus," ujar Budi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dalam keterangan tertulis pada pada Minggu, 21 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terminal Tipe A Purworejo akan menghubungkan Bandara Yogyakarta International Airport di Kulonprogo, dan sejumlah destinasi wisata seperti KSPN Borobudur dan Bendungan Bener. Selain akan meningkatkan konektivitas antar wilayah perkotaan dan antar provinsi, pemerintah berharap kehadiran terminal ini dapat mendorong potensi pariwisata, dan meningkatkan perekonomian daerah.
Dengan mengusung konsep mix and use, ia menuturkan terminal kini memiliki tiga fungsi utama. Fungsi tersebut, yaitu sebagai pendorong dan penggerak perekonomian wilayah, serta pusat kegiatan sosial, seni dan budaya. Melalui konsep ini, terminal pun dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, seperti area komersial bagi UMKM, kuliner, pelayanan publik, hotel, tempat belanja, ruang serbaguna dan lain sebagainya.
"Lokasi baru pembangunan terminal Purworejo ini lebih strategis dan tanahnya telah dihibahkan. Keberadaan terminal baru ini diharapkan dapat semakin meningkatkan pelayanan transportasi jalan seperti bus," ujar Budi.
Terminal baru ini dibangun di lokasi baru, yaitu sekitar 500 meter dari terminal yang lama. Terminal lama telah beroperasi sejak tahun 1994 dan ditetapkan menjadi Terminal Tipe A mulai tahun 2003. Lokasinya berada di Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, atau berada di seberang Mapolres Purworejo. Nantinya terminal lama yang aset tanahnya merupakan milik desa akan dikembalikan kepada pihak desa.
Selanjutnya: Pagu anggaran terminal Rp 35 miliar
Tanah yang dihibahkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Purworejo seluas 1,18 hektar. “Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah ini menjadi contoh baik bagi daerah lainnya, dalam rangka mewujudkan pelayanan angkutan darat yang selamat, aman, dan nyaman,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan akan memberikan kesempatan kepada berbagai pihak baik itu BUMN, BUMD, swasta, untuk bekerja sama dalam pengembangan Terminal Penumpang Tipe A Purworejo. Kerja sama itu dilakukan melalui berbagai skema antara pemerintah dan badan usaha. Ia juga menyatakan akan mendorong tumbuhnya UMKM di Purworejo dan sekitarnya untuk memanfaatkan area tenant yang telah disediakan di terminal.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan terminal ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku seni, UMKM, dan juga masyarakat pengguna jasa transportasi bus. “Semoga dengan kehadiran terminal yang semakin lengkap fasilitasnya ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Purworejo dan sekitarnya,” ujar Ganjar.
Pembangunan terminal yang dikelola oleh Kemenhub melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah X Provinsi Jawa Tengah ini dibiayai dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Tercatat total pagu anggaran sebesar Rp 35 miliar, yang dimulai pada 2022 hingga 2024. Pembangunan terminal baru ditargetkan dapat selesai lebih cepat yaitu di akhir tahun 2023.
Gedung terminal baru akan dibangun lebih luas dari terminal lama, yaitu dengan luas sekitar 2.200 meter persegi dan akan dibangun dua lantai. Adapun di lantai 1 akan digunakan untuk sarana parkir, area drop off, area tunggu keberangkatan, area tunggu kedatangan, area tiket dan sentra informasi, lift, area tenant, toilet, CCTV dan keamanan. Sementara, di lantai 2 terminal akan digunakan untuk fasilitas area duduk kuliner, ruang tunggu dan penitipan barang, toilet, dan area kerja Korsatpel Terminal.
Terminal ini memiliki enam area ruang tunggu keberangkatan, enam area keberangkatan parkir bus, dan dua lajur kedatangan bus. Serta mampu menampung hingga 1.000-1.200 penumpang per hari dan melayani pergerakan sekitar 128 bus antar provinsi per hari.
Pilihan Editor: Puncak Arus Mudik di Terminal Leuwipanjang dan Cicaheum Bandung pada H-3 dan H-2 Lebaran
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.