Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pariwisata dan Ekonomi Sandiaga Uno memberikan alternatif bagi wisatawan di Jakarta dan sekitarnya yang hendak mencari tempat berlibur selama Lebaran 1443 Hijriah. Ia menyebut tempat wisata tak hanya terpusat di Ancol dan Ragunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Jika di Ancol dan Ragunan menumpuk, ada destinasi lain di Pecinan Glodok. Itu lagi happening dan tembus 50 besar desa wisata,” ujar Sandiaga saat ditemui seusai salat Id di Masjid At Taqwa, Jakarta Selatan, Senin, 2 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pecinan Glodok adalah kampung wisata sejarah yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Sejak Jakarta bernama Batavia, kampung ini kesohor sebagai salah satu kawasan pecinan terbesar.
Di Pecinan Glodok, wisatawan bisa menemukan ragam kuliner hingga berbelanja aksesoris khas. Ada juga Vihara Dharma Bhakti yang berusia ratusan tahun—berdiri sejak 1650--yang acap disambangi turis.
Selain Pecinan Glodok, Sandiaga memberikan alternatif tempat wisata di desa wisata di sekitar Jakarta, yaitu Setu Babakan di Jakarta Selatan dan Kampung Untung Jawa di Kepulauan Seribu. “Lalu tahun ini yang masuk 100 besar ada destinasi Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu,” kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan pemerintah telah mengatur agar destinasi-destinasi wisata tak banjir wisatawan. Salah satu caranya dengan mengatur kapasitas maksimal 75 persen. Kapasitas pengunjung tempat wisata disesuaikan dengan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Potensi Perputaran Uang Wisatawan Selama Lebaran
Sandiaga memprediksi perputaran uang di sektor pariwisata selama mudik Lebaran 2022 mencapai Rp 72 triliun. Angka ini dihitung dari potensi 48 juta pemudik yang akan melancong atau berwisata ke seluruh wilayah baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa.
“Angka tersebut bisa lebih tinggi mengingat durasi libur dan cuti bersama pada momen Lebaran cukup panjang sehingga masyarakat memiliki leisure time yang lebih lama dan dapat memanfaatkannya untuk berwisata di sekitar domisilinya maupun di kampung halamannya,” ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Perhitungan itu mengacu pada Statistik Wisatawan Nusantara 2020. Pada saat itu, rata-rata pengeluaran wisatawan Nusantara di Indonesia mencapai Rp 1,5 juta. Sedangkan, wisatawan yang berasal dari Pulau Jawa dan berkunjung ke destinasi di Pulau Jawa rata-rata pengeluarannya mulai Rp 900 ribu sampai Rp 1,5 juta.
Adapun bidang usaha yang akan terimbas perputaran uang itu, kata Sandiaga, adalah pengusaha yang bergerak di sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (kuliner). Pertumbuhan dua bidang usaha tersebut akan mendorong kebangkit subsektor pariwisata lainnya, seperti kerajinan dan kriya atau penjualan cenderamata.
Sandiaga mengimbau para pemudik membelanjakan uangnya untuk produk dan jasa di daerah yang tersedia di daerah. Dengan demikian, perputaran uang selama Lebaran mampu berkontribusi positif dalam pemulihan perekonomian di kabupaten atau kota.