Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta-Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, ada dua faktor yang menjadi penyebab utama melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) selama tiga hari belakangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kedua faktor tersebut adalah penurunan signifikan dari sektor industri rokok dan meningkatnya sentimen dari pasar global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Bhima, rencana The Fed untuk melakukan normalisasi neraca dan naiknya tingkat suku bunga Fed Rate menjadi pemicu utama dari meningkatnya sentimen global tersebut.
"Sentimen global membuat investor asing terus mencatatkan penjualan bersih saham di Indonesia," kata Bhima saat dihubungi Tempo pada Jumat, 20 Oktober 2017.
Bhima menambahkan, rencana reformasi pajak yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menjadi penyebab dari banyaknya investor asing untuk memindahkan dananya ke pasar AS.
"Banyak dana yang pulang kampung ke AS. Ini terlihat dari penguatan dolar terhadap hampir semua mata uang di kawasan Asia," ujar dia.
Di samping sentimen global, Bhima menambahkan bahwa beberapa penurunan pada emiten di sektor industri rokok juga memberikan pengaruh pada pelemahan IHSG. Hal tersebut disebabkan oleh rencana pemerintah yang akan menaikan cukai rokok sebesar 10.4 persen pada 2018.
"Produksi rokok dipastikan akan menurun hingga 2 persen pada tahun depan," kata dia.
Sejak Selasa hingga Kamis kemarin, IHSG berturut-turut ditutup melemah. Pada Kamis 19 Oktober 2017, IHSG ditutup turun 18,67 poin atau 0,31% ke 5.910,53.
ERLANGGA DEWANTO |MWS