Penyandang tuna wicara berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat saat Seleksi Penerimaan Khusus Penyandang Disabilitas di gedung Pusat Study dan Pelayanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya Malang, 29 Juli 2015. Ujian khusus yang diadakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri tersebut di ikuti oleh 27 peserta. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Pengawas membacakan soal psikotes kepada peserta penyandang tuna netra saat berlangsung Seleksi Penerimaan Khusus Penyandang Disabilitas di gedung Pusat Study dan Pelayanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya Malang, 29 Juli 2015. Ujian khusus yang diadakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri tersebut di ikuti oleh 27 peserta. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Penyandang disabilitas mengikuti Seleksi Penerimaan Khusus Penyandang Disabilitas di gedung Pusat Study dan Pelayanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya, Malang, 29 Juli 2015. Ujian khusus yang diadakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri tersebut di ikuti oleh 27 peserta. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Penyandang disabilitas mengikuti Seleksi Penerimaan Khusus Penyandang Disabilitas di gedung Pusat Study dan Pelayanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya, Malang, 29 Juli 2015. Ujian khusus yang diadakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri tersebut di ikuti oleh 27 peserta. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Orang tua calon mahasiswa baru penyandang disabilitas meninggalkan gedung Pusat Study dan Pelayanan Disabilitas (PSLD) saat berlangsung Seleksi Penerimaan Khusus Penyandang Disabilitas di Universitas Brawijaya, Malang, 29 Juli 2015. Ujian khusus yang diadakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri tersebut di ikuti oleh 27 peserta. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Penyandang tuna daksa mengikuti ujian psikotes Seleksi Penerimaan Khusus Penyandang Disabilitas di gedung Pusat Study dan Pelayanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya, Malang, 29 Juli 2015. Ujian khusus yang diadakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri tersebut di ikuti oleh 27 peserta. TEMPO/Aris Novia Hidayat