Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arkeolog Guillermo de Anda berada dalam gua Balamku saat menemukan artefak pra-Hispanik yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
Artefak pembakar, yang biasa digunakan ritual pada masa pra-Hispanik berada dalam gua Balamku, yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Gua tersebut ditemukan 50 tahun lalu oleh sekelompok petani Maya. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artefak pra-Hispanik yang berhasil ditemukan oleh arkeolog di gua Balamku, yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Ratusan artefak arkeologi ditemukan yang mengindikasikan penggunaan ritual pada masa pra-Hispanik. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
Arkeolog Guillermo de Anda berada dalam gua Balamku saat menemukan artefak yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Dalam bahasa Maya, Balamku berarti "dewa jaguar," mengacu pada dewa Maya yang terkait dengan hewan mitos ini. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
Artefak pra-Hispanik yang berhasil ditemukan oleh arkeolog di gua Balamku, yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Artefak ini biasa digunakan oleh bangsa Maya kuno untuk persembahan kepada dewa-dewa. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
Arkeolog Guillermo melihat artefak pra-Hispanik di gua Balamku, yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Arkeolog menemukan ratusan artefak berada dalam kondisi sempurna yang menyimpan informasi pembentukan dan kejatuhan kota Maya lama. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini