Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga menggendong anaknya di teras Rumah pengasingan Sutan Syahrir di Banda Neira, Maluku, Senin (14/10). Belanda pernah mengasingkan tokoh Kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir selama enam tahun di pulau Banda Neira. TEMPO/Ayu Ambong
Mesin ketik Sutan Syahrir dan foto keluarga terletak di atas meja di rumah pengasingannya, di Banda Neira, Senin (14/10). Belanda mengasingkan dua tokoh kemerdekaan ini karena sikap kritisnya terhadap pemerintah Belanda pada 1 Februari 1936. TEMPO/Ayu Ambong
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putri Mohammad Hatta, Meutia Hatta saat mengunjungi rumah tempat pengasingan Bung Hatta, di Banda Naira (14/10). Kedatangan mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ini adalah untuk menghadiri acara wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan Hatta-Sjahrir di pulau ini. TEMPO/Ayu Ambong
Meutia Hatta saat berziarah ke makam Des Alwi Abubakar, tokoh Banda yang menjadi anak angkat Hatta dan Sjahrir di Banda Naira, Senin (14/10). TEMPO/Ayu Ambong
Seorang warga bersepeda melintasi jalanan di depan Rumah pengasingan Dr. Cipto Mangunkusumo di Banda Naira (18/10). Dr. Cipto Mangunkusumo bersama Iwa Kusuma Sumantri pernah mengalami pengasingan dari Belanda sejak tahun 1927. TEMPO/Ayu Ambong
Benteng Belgica yang dibangun Portugis pada abad ke-16 dan akhirnya diambil alih VOC, di Banda Neira (18/10). Benteng berbentuk pentagon ini sudah dipugar seperti bentuknya semula. TEMPO/Ayu Ambong
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini