Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemulung besi tua memecahkan beton reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 28 November 2018. Memasuki dua bulan pasca-gempa bermagnitude 7,4 SR yang disertai tsunami dan likuifaksi di Palu, sejumlah bangunan belum dibersihkan. ANTARA/Basri Marzuki
Bangunan Rumah Sakit Anutapura yang rusak berat dan sebagian ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 28 November 2018. Bencana gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya terjadi pada 28 September 2018. ANTARA/Basri Marzuki
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga terdampak bencana berada di tenda pengungsian di halaman Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 28 November 2018. Setelah dua bulan pascabencana, kini ribuan pengungsi menunggu dipindahkan ke Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun pemerintah dan sejumlah lembaga kemanusiaan. ANTARA/Basri Marzuki
Anak-anak pengungsi korban gempa, tsunami dan likuifaksi bermain di sekitar selter atau hunian sementara mereka di kawasan Integrated Community Shelter (ICS) bantuan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Kelurahan Duyu, Palu, Rabu, 28 November 2018. Hunian sementara yang dibangun pada beberapa titik di Kota Palu telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cukup memadai. ANTARA/Mohamad Hamzah
Anak-anak bermain di sekitar lokasi bekas gempa dan berlanjut pada pencairan tanah atau likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 28 November 2018. Kawasan pemukiman yang sebelumnya hancur, kini telah diratakan dan dimanfaatkan masyarakat sebagai jalur alternatif dan lokasi bermain. ANTARA/Mohamad Hamzah
Warga berdiri di depan salah satu bangunan hunian sementara (huntara) bantuan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 27 November 2018. Baznas mendirikan puluhan unit huntara bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu yang bertujuan untuk membantu mahasiswa yang kehilangan tempat tinggal. ANTARA/Mohamad Hamzah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini