Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Monyet penghuni hutan lindung "Murung Ujung' di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (28/3). Hutan lindung yang didalamnya juga berdiri Tugu Titik Nol itu dihuni sejumlah satwa seperti monyet, babi hutan dan berbagai jenis burung. ANTARA/Fanny Octavianus
Monyet penghuni hutan lindung "Murung Ujung' di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (28/3). Hutan lindung yang didalamnya juga berdiri Tugu Titik Nol itu dihuni sejumlah satwa seperti monyet, babi hutan dan berbagai jenis burung. ANTARA/Fanny Octavianus
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisatawan bersantai di pantai Gapang, Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (28/3). Pulau kecil dengan luas 156,3 km itu merupakan lokomotif pariwisata bagi Aceh yang terkenal dengan keindahan pantai dan bawah lautnya. ANTARA/Fanny Octavianus
Wisatawan mengelilingi Pulau Rubiah yang terletak di seberang pantai Iboih, Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (28/3). Pulau kecil dengan luas 156,3 km itu merupakan lokomotif pariwisata bagi Aceh yang terkenal dengan keindahan pantai dan bawah lautnya. ANTARA/Fanny Octavianus
Seorang anak digandeng orang tuanya di dermaga pantai Iboih, Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (28/3). Pulau kecil dengan luas 156,3 km itu merupakan lokomotif pariwisata bagi Aceh yang terkenal dengan keindahan pantai dan bawah lautnya. ANTARA/Fanny Octavianus
Sebuah perahu melintas di perairan Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (28/3). Pulau kecil dengan luas 156,3 km itu merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal dengan keindahan pantai dan bawah lautnya. ANTARA/Fanny Octavianus
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini