Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pria berdoa di museum Choeung Ek selama "Hari Kemarahan" di mana orang berkumpul untuk mengingat para korban tewas selama rezim komunis Khmer Merah, di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2018. REUTERS/Samrang Pring
Para aktor memainkan drama berdasarkan rezim Khmer Merah selama "Hari Kemarahan" tahunan di mana orang berkumpul untuk mengingat para korban tewas oleh rezim komunis Khmer Merah, di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2018. REUTERS/Samrang Pring
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang wanita berdoa di museum Choeung Ek selama "Hari Kemarahan", di mana orang berkumpul untuk menghormati para korban tewas selama rezim komunis Khmer Merah, di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2018. REUTERS/Samrang Pring
Para aktor memainkan drama berdasarkan rezim Khmer Merah selama "Hari Kemarahan" di mana orang berkumpul untuk memperingati para korban tewas selama rezim komunis Khmer Merah, di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2018. REUTERS/Samrang Pring
Orang-orang berdoa di Museum Choeung Ek selama "Hari Kemarahan", di mana orang berkumpul untuk menghormati para korban tewas selama rezim komunis Khmer Merah, di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2018. REUTERS/Samrang Pring
Sejumlah Biksu Budha menghadiri "Hari Kemarahan" di mana orang berkumpul untuk memperingati para korban tewas selama rezim komunis Khmer Merah, di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2018. REUTERS/Samrang Pring
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini