Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerabat korban kerusuhan penjara yang mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS) dihibur saat dia bereaksi di luar kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras, 21 Juni 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez
Kerabat korban kerusuhan penjara mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS) membawa peti jenazahnya di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras, 21 Juni 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang kerabat setelah mengidentifikasi jenazah korban kerusuhan penjara yang mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS), berbicara kepada petugas forensik di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras, 21 Juni 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez
Kerabat narapidana bereaksi setelah mengidentifikasi jenazah korban kerusuhan penjara mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS), di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras, 21 Juni 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez
Tim forensik membawa jenazah yang diturunkan dari trailer traktor berpendingin, yang digunakan untuk menyimpan jenazah korban kerusuhan penjara yang mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS), di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras, 21 Juni 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez
Tim forensik menurunkan jenazah dari trailer traktor berpendingin, yang digunakan untuk menyimpan jenazah korban kerusuhan penjara mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS), di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras 21 Juni 2023. REUTERS /Fredy Rodriguez
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini