Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saudah, 64 tahun, seorang penyintas tsunami Samudra Hindia, menunjukkan foto putranya yang berusia enam tahun, Muhammad Siddiq, yang Ia yakini masih hidup, di Banda Aceh, Indonesia, 21 Desember 2024. Tsunami menghantam Aceh pada 26 Desember 2004. Menewaskan sekitar 230.000 orang di sepanjang pantai lebih dari selusin negara, termasuk India, india, Sri Lanka, dan Thailand, menjadikannya salah satu bencana paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah. REUTERS/Willy Kurniawan
Saudah, 64 tahun, seorang penyintas tsunami Samudra Hindia, di depan kapal penjaga pantai yang terbawa sekitar lima kilometer ke daratan dekat rumahnya di pusat kota Banda Aceh, 21 Desember 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal penjaga pantai yang terhanyut sekitar lima kilometer ke depan rumah Saudah saat tsunami Samudra Hindia, 21 Desember 2024. Kapal tersebut menjadi pengingat harian bahwa putra bungsunya belum juga pulang. REUTERS/Willy Kurniawan
Zikir akbar dan doa bersama di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Aceh, 22 Desember 2024. Zikir akbar dan doa bersama yang dihadiri ribuan warga di Masjid Raya Baiturrahman itu dalam rangka mengenang peristiwa 20 tahun bencana Tsunami 26 Desember 2024. ANTARA/Ampelsa
Wisatawan melibat kerusakan bangunan masjid Rahmatullah Lampuuk akibat gempa dan gelombang tsunami 26 Desember 2004 di Aceh Besar, Aceh, 22 Desember 2024. Masjid Rahmatullah Lampuuk yang terletak sekitar 500 meter dari pantai itu masih berdiri utuh setelah diterjang tsunami 20 tahun lalu, meski beberapa sudut bangunan rusak dan retak. ANTARA/ Irwansyah Putra
Personel Kepolisian Polres Aceh Barat bersama DLHK Aceh Barat dan masyarakat membersihkan kuburan massal dan gedung Makorem 012 TU peninggalan tsunami di Desa Suak Indrapuri, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, 21 Desember 2024. ANTARA/Syifa Yulinnas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
