Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak-anak di desa Wijirejo, Kauman, Pandak, Bantul Yogyakarta bermain petasan meriam bambu sembari menunggu waktu berbuka puasa, 24 Juni 2015. Meriam bambu meruapakn salah satu permainan tradisional. TEMPO/Pius Erlangga
Anak-anak di desa Wijirejo, Kauman, Pandak, Bantul Yogyakarta memilih untuk bermain petasan meriam bambu sembari menunggu waktu berbuka puasa, 24 Juni 2015. Permainan petasan meriam bambu sudah jarang ditemui karena anak-anak lebih memilih menggunakan petasan pabrikan. TEMPO/Pius Erlangga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang anak bersiap untuk menyalakan petasan meriam bambu di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta, 24 Juni 2015. Permainan meriam bambu menghasilkan daya ledak yang cukup keras namun tidak membuat halaman sekitar menjadi kotor. TEMPO/Pius Erlangga
Seorang anak mengisi ulang minyak tanah pada sebatang bambu yang digunakan sebagai bahan peledak dalam permainan petasan meriam bambu, di desa Wijirejo, Kauman, Pandak, Bantul, Yogyakarta, 24 Juni 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Anak-anak di desa Wijirejo, Kauman, Pandak, Bantul Yogyakarta tertawa bersama ketika bermain petasan meriam bambu sembari menunggu waktu berbuka puasa, 24 Juni 2015. Permainan tradisional petasan meriam bambu lebih hemat biaya karena satu buah ruas bambu dapat dimainkan ratusan kali sebagai media ledak. TEMPO/Pius Erlangga
Sebatang bambu yang telah dilubangi dan diisi bubuk karbit serta minyak tanah siap untuk diledakan anak-anak desa Wijirejo, Kauman, Pandak, Bantul, Yogyakarta, 24 Juni 2015. Permainan petasan meriam bambu digemari oleh-oleh anak-anak karena hemat dan praktis. TEMPO/Pius Erlangga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini