Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerangka mayat yang dikuburkan secara massal di sebuah kuburan massal di Hargeisa, Somaliland (18/2). Seorang relawan Amerika mengungkapkan tulang korban Somalia dimakamkan di sebuah kuburan massal sekitar 30 tahun yang lalu. AP/Jason Straziuso
Ketua Komisi Kejahatan Perang Somaliland Kadar Ahmed (kiri), mengawasi anggota Peru Forensik Antropologi Tim saat mereka bekerja untuk mengungkap mayat dikuburkan di sebuah kuburan massal di Hargeisa, Somaliland (18/2). Puluhan ribu kerangka mungkin terletak di kuburan massal di sini, di tepi utara Somalia, di mana banyak ingin melihat keadilan menang, bahkan jika ditunda. AP/Jason Straziuso
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Tim Antropologi Forensik Peru bekerja mengungkap mayat dikuburkan di sebuah kuburan massal di Hargeisa, Somaliland (18/2). Seorang relawan Amerika mengungkapkan tulang korban Somalia dimakamkan di sebuah kuburan massal sekitar 30 tahun yang lalu. AP/Jason Straziuso
Volunteer Amber Barton, dari San Francisco, bekerja dengan rekan-rekannya dari Tim Antropologi Forensik Peru untuk mengungkap mayat dikuburkan di sebuah kuburan massal di Hargeisa, Somaliland (18/2). AP/Jason Straziuso
Seorang volunteer Amber Barton, dari San Francisco, mengungkap mayat dikuburkan di sebuah kuburan massal di Hargeisa (18/2). Puluhan ribu kerangka mungkin terletak di kuburan massal di sini, di tepi utara Somalia, di mana banyak ingin melihat keadilan menang, bahkan jika ditunda. AP/Jason Straziuso
Anggota Tim Antropologi Forensik Peru mengungkap mayat dikuburkan di sebuah kuburan massal di Hargeisa, Somaliland, wilayah yang memisahkan diri dari Somalia (18/2). Seorang relawan Amerika mengungkapkan tulang korban Somalia dimakamkan di sebuah kuburan massal sekitar 30 tahun yang lalu. AP/Jason Straziuso
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini