Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang balita pengungsi Rohingya yang menderita diare mendapat perawatan di pusat kesehatan di kamp pengungsian Kutupalong, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Oktober 2017. Beberapa klinik kesehatan telah didirikan di kamp pengungsian untuk mengatasi sejumlah pengungsi Rohingya yang terjangkit wabah diare. REUTERS/Adnan Abidi
Pengungsi Rohingya yang terjangkit diare berbaring di ranjang pusat kesehatan di kamp pengungsian Kutupalong, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Oktober 2017. Setiap harinya, jumlah pengungsi Rohingya yang menderita diare semakin bertambah. REUTERS/Adnan Abidi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang lansia yang menderita diare berbaring di pusat kesehatan di kamp pengungsian Kutupalong, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 26 Oktober 2017. Sejumlah organisasi relawan juga telah membangun klinik khusus untuk menangani pasien diare. REUTERS/Adnan Abidi
Dua balita pengungsi Rohingya yang menderita diare mendapat perawatan di pusat kesehatan di kamp pengungsian Kutupalong, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Oktober 2017. REUTERS/Adnan Abidi
Seorang wanita pengungsi Rohingya yang menderita diare berbaring di ranjang pusat kesehatan di kamp pengungsian Kutupalong, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Oktober 2017. REUTERS/Adnan Abidi
Seorang wanita pengungsi Rohingya yang menderita diare berbaring di ranjang pusat kesehatan di kamp pengungsian Kutupalong, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. REUTERS/Adnan Abidi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini