Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masyarakat adat Maasai memasak daging di Festival Budaya Maasai perdana yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, pariwisata, dan pertukaran budaya di desa Sekenani, jantung Cagar Nasional Maasai Mara di daerah Narok, Kenya 9 Juni 2023. REUTERS/Thomas Mukoya
Masyarakat adat Maasai saat berada di Festival Budaya Maasai perdana yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, pariwisata, dan pertukaran budaya di desa Sekenani, jantung Cagar Nasional Maasai Mara di daerah Narok, Kenya 9 Juni 2023. REUTERS/Thomas Mukoya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masyarakat adat Maasai bernyanyi dan menari di Festival Budaya Maasai perdana yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, pariwisata, dan pertukaran budaya di desa Sekenani, jantung Cagar Nasional Maasai Mara di daerah Narok, Kenya 9 Juni 2023. REUTERS/Thomas Mukoya
Masyarakat adat Maasai bernyanyi dan menari di Festival Budaya Maasai perdana yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, pariwisata, dan pertukaran budaya di desa Sekenani, jantung Cagar Nasional Maasai Mara di daerah Narok, Kenya 9 Juni 2023. REUTERS/Thomas Mukoya
Masyarakat adat Maasai bernyanyi dan menari di Festival Budaya Maasai perdana yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, pariwisata, dan pertukaran budaya di desa Sekenani, jantung Cagar Nasional Maasai Mara di daerah Narok, Kenya 9 Juni 2023. Orang-orang Maasai yang secara historis merupakan penggembala semi-nomaden telah menghadapi sejumlah tantangan dalam beberapa tahun terakhir. REUTERS/Thomas Mukoya
Masyarakat adat Maasai bernyanyi dan menari di Festival Budaya Maasai perdana yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, pariwisata, dan pertukaran budaya di desa Sekenani, jantung Cagar Nasional Maasai Mara di daerah Narok, Kenya 9 Juni 2023. Maasai Morans, memulai perayaan dengan nyanyian dan tiupan terompet, sambil mengenakan pakaian tradisional dan sandal karet. REUTERS/Thomas Mukoya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini