Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Strict parents atau orang tua yang menerapkan disiplin ketat dikenal dengan pola asuh yang penuh aturan dan pengawasan. Salah satu ciri-ciri strict parents adalah memiliki kontrol yang kuat atas berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga keputusan besar seperti pendidikan dan pergaulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Parenting for Brain, dalam psikologi, strict parents diartikan sebagai mereka yang menetapkan standar dan tuntutan tinggi bagi anak-anak mereka serta bersikap otoriter. Sayangnya, banyak orang tua yang tegas cenderung menjadi orang tua yang keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada banyak alasan mengapa orang tua menerapkan pola asuh strict parents. Ada yang karena niat baik dan ada pula yang karena kepentingan pribadi. Tapi biasanya, alasan di balik pola asuh strict parents adalah keinginan untuk menghindari membesarkan anak yang tidak patuh.
Ciri-Ciri Strict Parents
Lantas, apa saja ciri-ciri strict parents? Berikut adalah beberapa ciri umum dari orang tua yang ketat atau strict parents.
1. Memiliki Banyak Aturan Ketat dan Tuntutan
Strict parents cenderung menerapkan aturan serta banyak tuntutan dan jarang memberikan pengecualian. Anak-anak diharapkan untuk mematuhi semua aturan tanpa pertanyaan, dan pelanggaran terhadap aturan ini biasanya akan menghasilkan hukuman.
2. Menuntut Kepatuhan
Strict parents mengharapkan anak-anak untuk mematuhi harapan dan aturan mereka tanpa pertanyaan atau penjelasan. Mereka juga menekankan ketaatan sebagai nilai utama tanpa ruang untuk diskusi.
3. Mengontrol Anak Secara Penuh
Strict parents sering kali tidak memberikan anak kesempatan untuk memahami atau menerima otoritas secara alami, melainkan memaksakan kontrol penuh, sehingga anak tidak terbiasa memahami alasan di balik aturan.
4. Memberi Hukuman
Orang tua yang ketat sering memberi hukuman pada anak yang melakukan pelanggaran aturan, sekecil apa pun. Tujuannya tujuan untuk memastikan bahwa anak belajar dari kesalahan mereka melalui konsekuensi yang keras.
5. Dingin dan Tidak Responsif
Orang tua yang ketat cenderung kurang menunjukkan kehangatan emosional, sering kali bersikap dingin dan tidak responsif terhadap kebutuhan emosional atau ekspresi perasaan anak-anak mereka.
6. Menggunakan Kata-Kata yang Tajam dan Kasar
Dalam berkomunikasi, mereka mungkin menggunakan bahasa yang tajam atau kasar. Hal ini tentu dapat menyebabkan anak merasa tidak dihargai atau bahkan takut untuk berkomunikasi terbuka.
7. Tidak Melibatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan
Strict parents biasanya tidak melibatkan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan. Mereka menganggap bahwa anak-anak tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan yang tepat atau memahami situasi sepenuhnya.
8. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi dan Tidak Realistis
Mereka sering kali memiliki harapan yang sangat tinggi dan kadang-kadang tidak realistis terhadap prestasi atau perilaku anak-anak mereka, tanpa mempertimbangkan kemampuan atau kondisi anak yang sebenarnya.
9. Tidak Mengakui Kesalahan
Strict parents cenderung jarang mengakui kesalahan mereka sendiri. Bahkan ketika jelas salah, mereka tetap menegaskan bahwa mereka selalu benar dalam segala hal.
10. Merasa Selalu Benar
Mereka percaya bahwa mereka selalu benar dalam setiap situasi, dan keyakinan ini mendominasi interaksi mereka dengan anak-anak, membuat komunikasi menjadi satu arah dan kurang fleksibel.
Pilihan Editor: Dampak Buruk KDRT pada Anak yang Tak Boleh Diabaikan