Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda masih melihat jerawat baru di pagi hari, Anda mungkin masih menggunakan kombinasi perawatan kulit yang sama yang telah Anda gunakan sejak sekolah menengah. Setelah Anda mencapai usia 20-an, pendekatan Anda terhadap perawatan kulit harus berubah bahkan jika Anda masih sering berjerawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dokter kulit Elizabeth Bahar Houshmand, produk jerawat dibuat berbeda dan jerawat yang berbeda memerlukan pendekatan yang berbeda. "Kulit remaja biasanya lebih berminyak daripada orang dewasa dan dapat mentolerir obat jerawat yang lebih kuat dan kering. Produk yang lebih ringan dan tidak terlalu kering, dipasangkan dengan pelembab bebas minyak, biasanya lebih baik untuk kulit dewasa yang rentan jerawat," ujarnya, seperti dilansir dari laman Well+Good.
Perbedaan antara jerawat dewasa dan jerawat remaja
Jerawat remaja cenderung muncul di pipi dan dahi, sedangkan jerawat dewasa biasanya muncul di sekitar dagu dan mulut. Dan sementara jerawat remaja umumnya merupakan hasil dari kadar hormon yang tinggi selama masa pubertas, Dr. Houshmand mengatakan bahwa jerawat dewasa dapat disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk stres, peradangan, genetika, perubahan hormonal selama kehamilan dan menstruasi, ketidakseimbangan bakteri di kulit, microbiome, dan menggunakan produk yang salah untuk kulit Anda.
Jerawat remaja sering mereda setelah pubertas, tetapi (sayangnya) tidak ada usia akhir resmi untuk jerawat dewasa. Sebab itu semakin penting untuk mengetahui cara paling bermanfaat untuk mengendalikan jerawat di usia dewasa. Dr. Houshmand memiliki dua tips menyeluruh, jangan pernah pergi tidur tanpa mencuci muka (terutama jika Anda memakai riasan), dan fokuslah untuk menyeimbangkan mikrobioma kulit Anda, alias komunitas bakteri kulit Anda.
"Pada orang dengan jerawat, bakteri oportunistik dapat tumbuh berlebihan, mendominasi mikrobioma kulit, dan mengganggu produksi minyak. Ketidakseimbangan bakteri itu disebut dysbiosis, dan memicu respons peradangan," ujar Dr. Houshmand.
Respon inflamasi itu dapat muncul pada kulit sebagai kekeringan, dehidrasi, dan berjerawat, tetapi ketika Anda mengembalikan mikrobioma ke keseimbangan, itu mengurangi peradangan dan dapat menyebabkan perbaikan gejala jerawat. Dr. Houshmand merekomendasikan produk yang memberi nutrisi dan menyeimbangkan mikrobioma kulit. Hindari produk yang mengandung wewangian, alkohol kering, gluten, atau paraben.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.