Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

3 Dampak Gaya Hidup Modern bagi Anak dan Bahayanya

Tak sedikit dampak negatif yang bisa dialami dari perkembangan zaman ini, termasuk gaya hidup modern yang tidak sehat.

28 September 2019 | 12.53 WIB

Ilustrasi anak dan gadget. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi anak dan gadget. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di era yang semakin modern ini, dengan gaya hidup modern pula, berbagai dampak positif bisa didapat anak. Misalnya, informasi bisa dengan mudah didapat melalui teknologi. Selain itu, anak juga dapat dengan mudah membeli atau bepergian dengan transportasi online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sayangnya, tak sedikit pula dampak negatif yang bisa dialami dari perkembangan zaman ini. Psikolog tumbuh kembang anak, Chitra Annisya, pun menyebutkan tiga dampak buruknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, risiko obesitas semakin besar dialami oleh anak sebab dengan segala kemudahan yang ada, mereka tak lagi harus bergerak untuk mendapatkan keinginannya. Misalnya, anak ingin membeli sesuatu, cukup berdiam di rumah, mengetuk dengan jari dan barang yang diidamkan pun akan datang.

“Ketika anak bergantung pada teknologi, mereka akan jarang melakukan gerakan dan aktivitas fisik. Itu yang membuat risiko obesitas meningkat,” katanya.

Ilustrasi anak makan junk food. shutterstock.com

Dampak lain yang bisa dialami adalah penurunan fungsi hingga pengembangan sensor motorik dan kognitif anak. Menurut Chitra, teknologi telah membuat anak tak lagi melakukan aktivitasnya seperti biasa. Misalnya, mewarnai melalui kertas dan pewarna, multisensori anak akan dipacu. Sebaliknya, mewarnai di tablet hanya akan menggunakan sentuhan jari.

“Padahal, tumbuh kembang anak dipicu dari penggunaan multisensori. Jadi, kalau dia hanya pakai jari, tidak akan bisa memenuhi kebutuhan ini. Otomatis fungsi dan pengembangan multisensorinya dapat mengalami kemunduran,” ujarnya.

Terakhir, anak pun rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Berhubungan dengan hal ini, Chitra menjelaskan bahwa makanan cepat saji telah menjadi andalan di era modern, khususnya dengan orang tua yang sibuk bekerja sehingga tak sempat memasak untuk anak, makanan cepat saji pun sangat dipilih. Padahal, makanan cepat saji tinggi karbohidrat dan rendah serat, juga tinggi garam, gula dan kalori.

“Ini bisa menyebabkan diabetes tipe 2, sesak napas, asma, sampai tulang yang rapuh,” katanya. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus