Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

3 Oleh-oleh Murah Khas Dieng, Cocok untuk Backpacker

Melancong ke Dieng tak lengkap bila tak membeli buah tangan. Setidaknya ada tiga pilihan yang bisa ditenteng pulang.

9 Agustus 2018 | 18.00 WIB

Madu khas Wonosobo yang dihasilkan oleh lebah gung ini menjadi oleh-oleh  yang tidak boleh dilewatkan saat ke Dieng, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Madu khas Wonosobo yang dihasilkan oleh lebah gung ini menjadi oleh-oleh yang tidak boleh dilewatkan saat ke Dieng, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Banjarnegara - Melancong ke Dieng tak lengkap bila tak membeli buah tangan. Daerah wisata yang berada di ketinggian di atas 2.000 mdpl ini memiliki tawaran oleh-oleh unik untuk para pelancong yang bertandang ke sana.

Di sejumlah lokasi wisata, misalnya di kompleks Candi Arjuna, wisatawan dapat menjumpai beragam kuliner yang khas dan bisa diboyong untuk kerabat di rumah. Harganya pun sesuai dengan kantong para backpacker. Berikut ini tiga oleh-oleh dari Dieng yang bisa diboyong untuk kerabat dari pantauam Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca Juga:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kuah Mi Ongklok, Cara Menghangatkan Tubuh di Hawa Dingin Dieng

1. Madu
Hawa dingin di Dieng yang mencapai hampir nol derajat Celcius bahkan minus membuat kulit kering dan bibir pecah-pecah. Hal itu dirasakan oleh sejumlah pengunjung yang tak biasa hidup di suhu rendah. Untuk mengatasinya, wisatawan bisa membeli madu yang ditawarkan di seputaran kompleks Candi Arjuna. Madu Dieng berasal dari kampung bernama Wilayu di Wonosobo. Madu ini dianggap langka karena didapat di hutan.

Pencari madu itu adalah pawang khusus yang bisa menangani lebah gung. Lebah gung terkenal 'galak' sengatan. Sebotol kecil madu berwarna hitam dijual seharga Rp 50 ribu. Sedangkan botol besar dihargai Rp 250 ribu.

Carica, oleh-oleh khas Dieng yang dijual di kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara. Tempo/Francisca Christy Rosana

2. Carica
Carica adalah pepaya khas Dieng. Sudah bukan hal baru lagi kalau carica ini dianggap sebagai buah unik. Sebab, ia hanya bisa tumbuh di tanah Negeri di Atas Awan itu. Pengakuan penduduk lokal, bila ditanam di tempat lain, carica akan jadi pepaya biasa.

Carica biasanya diolah menjadi manisan. Manisan ini dikemas dalam mangkuk-mangkuk plastik kecil dan ditata dalam kardus. Carica dijual per 6 potong dalam satu wadah seharga Rp 10-12 ribu.

Purwaceng, kapsul penambah vitalitas yang dijual di Dieng, Banjarnegara. Tempo/Francisca Christy Rosana

3. Purwaceng
Purwaceng adalah minuman khas Dieng. Penduduk setempat percaya bahwa minuman ini mengandung manfaat untuk vitalitas pria. Namun bukan hanya pria yang bisa minum. Sebab, ada dua kemasan purwaceng.

Purwaceng untuk obat dikemas dalam bentuk botol kapsul. Sedangkan purwaceng untuk minuman dikemas dalam bentuk sachet. Purwaceng ini berfungsi menghangatkan tubuh dari suhu dingin yang kerap menyerang Dieng. Satu kotak yang terdiri  dari enam sachet dibanderol Rp 45 ribu. Adapun purwaceng kapsul dijual Rp 50 ribu per 25 kapsul.


FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus