Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

4 Manfaat Mengendalikan Cerita dalam Mimpi Lucid Dream

Lucid dream terjadi ketika seseorang tertidur, namun memahami dirinya sedang dalam mimpi

16 Juni 2022 | 00.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lucid dream terjadi ketika seseorang tertidur, namun memahami dirinya sedang dalam mimpi. Orang yang mengalami lucid dream bisa mengendalikan jalan cerita, termasuk membimbing dan mengarahkan alur mimpinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip WebMD, ada beberapa kemungkinan seseorang mendapat mimpi lucid dream, salah satunya kembali tidur.  Ketika terbangun setelah lima jam tertidur, kemudian kembali tidur meningkatkan seseorang peluang mendapat lucid dream. Dalam kondisi ini, mungkin terjadi fase rapid eye movement (REM) atau tidur bermimpi.

Manfaat mengalami lucid dream?

  1. Mengurangi kecemasan

Mengutip WebMD, saat mengalami lucid dream, seseorang mungkin memiliki perasaan kontrol terhadap yang diinginkan. Saat tahu sedang bermimpi, maka seseorang yang sedang mengalami lucid dream bisa membentuk dan mengakhiri cerita sesuai kemauan. Itu sebabnya, kondisi lucid dream memungkinkan untuk mengendalikan mimpi buruk.

  1. Keterampilan motorik

Lucid dream mungkin memberi efek latihan motorik. Sebagaimana otak menjadi aktif saat seseorang dengan lucid dream mengatur jalan cerita, tindakan, maupun gerakan dalam mimpinya.

  1. Mengurangi stres

Mengutip Healthline, lucid dream digunakan dalam terapi latihan pencitraan (IRT). Terapis akan membantu pasien kembali membayangkan mimpi buruk yang dialami dengan alur cerita berbeda dan lebih menyenangkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WebMD merujuk riset pada 2017 yang meneliti efek lucid dream melibatkan 33 veteran militer yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan mimpi buruk berulang. Beberapa menerima terapi perilaku kognitif dengan IRT. Sedangkan yang lain menerima terapi perilaku kognitif saja. Hasilnya, kelompok yang menerima terapi perilaku kognitif IRT mengalami kontrol mimpi yang lebih baik.

  1. Mengendalikan kecemasan

Sebagian penelitian ilmiah yang berfokus PTSD dan kecemasan akibat mimpi buruk berulang telah memanfaatkan lucid dream sebagai terapi pengobatan. Tapi, penggunaan lucid dream juga mulai dikaitkan dengan kecemasan yang bukan disebabkan mimpi buruk.

DELFI ANA HARAHAP

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus