Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, dikenal penyakit anjing gila. Suatu kondisi ketika anjing menjadi sangat agresif, galak dan suka mengigit. Bahkan, jika tidak ditangani, anjing yang terkena penyakit itu kerap menyerang manusia. Penyebabnya adalah virus bernama Lyssavirus. Nama virus itu berasal dari bahasa Yunani, lyssa artinya marah atau mengamuk. Penyakit anjing gila juga dikenal dengan rabies.
Rabies adalah penyakit serius yang tidak hanya membahayakan anjing tetapi juga dapat menular ke manusia. Deteksi dan penanganan dini adalah kunci untuk mengurangi risiko lebih lanjut. Dikutip laman resmi Kemkes, rabies adalah penyakit infeksi syaraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies. Berikut ciri anjing yang mengidap rabies dan harus dihindari:
1. Perilaku agresif
Anjing yang terinfeksi rabies sering menunjukkan perubahan perilaku yang drastis, salah satunya menjadi sangat agresif.
Virus rabies menyerang sistem saraf otak, yang menyebabkan anjing kehilangan kendali dan menyerang apa saja di sekitarnya, termasuk pemiliknya sendiri. Perubahan ini sering terjadi secara tiba-tiba, dan di beberapa kasus, anjing dapat terlihat cemas, kebingungan, atau bahkan tampak tenang karena sarafnya mulai melemah akibat infeksi.
2. Kejang dan tremor
Rabies memengaruhi sistem saraf anjing, menyebabkan gejala neurologis seperti kejang-kejang. Selain itu, tremor atau getaran otot yang tidak terkendali juga sering muncul.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi kelumpuhan, baik parsial maupun total. Gejala ini bukan hanya berbahaya bagi anjing tersebut, tetapi juga menjadi tanda serius yang mengancam keselamatannya.
3. Air liur berlebih
Mulut berbusa adalah salah satu ciri paling dikenal dari rabies pada anjing. Tidak semua anjing menghasilkan busa yang nyata, tetapi mereka sering kali mengeluarkan air liur berlebih.
Gejala ini menandakan bahwa infeksi telah mencapai tahap lanjut. Ketika virus semakin parah, anjing mulai kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-otot di kepala dan tenggorokannya.
Hal ini membuat mereka sulit menelan, yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan bernapas dan berujung pada kematian.
4. Hidrofobia atau takut air
Anjing yang terinfeksi rabies sering menunjukkan perilaku menghindari air. Mereka mungkin tampak takut atau enggan mendekati air dan tidak mau minum sama sekali.
Ini terjadi karena kelumpuhan pada otot tenggorokan dan kepala, yang membuat proses menelan menjadi hampir mustahil. Pada tahap ini, gangguan pernapasan biasanya mulai terjadi, dan kondisi ini sering kali berakhir fatal.
5. Sulit makan dan minum
Rabies juga menyebabkan kelumpuhan pada rahang, sehingga anjing yang terinfeksi sulit untuk makan atau minum. Selain itu, produksi air liur yang berlebih dan muntah yang sering terjadi menjadi tanda-tanda tambahan.
Jika anjing mendadak kehilangan nafsu makan, tidak mau minum, dan menunjukkan gejala rabies lainnya, segera konsultasikan ke dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut.
Alfi Muna Syarifah dan Rindi Ariska berkontribusi dalam tulisan ini
Pilihan Editor: Anjing Gila Menggila
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini