Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan sedang trend metode pengawetan ASI menjadi berbentuk bubuk. Pengolahan tersebut dilakukan dengan metode pembekuaan dan mengolahnya menjadi ASI bubuk atau disebut juga dengan istilah Freezerdrayd. Metode yang dikenal juga sebagai teknik lyophilization dikatakan dapat memperpanjang usia simpan ASI di dalam freezer.
Berikut Fakta-Fakta Tentang Asi Bubuk
1. Pertama Dirintis oleh Mahasiswa ITB
Pembuatan ASI bubuk perta kali dirintis oleh 4 orang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Atas inovasi tersebut mereka memenangkan ajang Inovasi Digital dan Teknologi Astranauts 2023 pada Juni lalu di kategori Out of the Box yang melombakan ide baru dan unik.
Pembuatan susu bubuk ASI itu tidak seperti susu sapi bubuk yang yang bisa diproduksi dan dikonsumsi secara massal. Peminat nantinya membawa simpanan ASI miliknya untuk diolah menjadi susu bubuk setelah dibekukan.
Dalam pengolahannya, ASI yang diserahkan tidak lantas dicampur dengan ASI konsumen lain melainkan masing-masing. “Untuk menghindari terjadinya saudara sepersusuan,” kata Desya.
2. Tahan Hingga 3 Tahun
Pengolahan asi menjadi berbentuk bubuk diklaim dapat memperpanjang usianya dari yang semula hanya 6 bulan menjadi tahan hingga 3 tahun.Hal tersebut akan memberi kemudahan tersendiri bagi ibu yang ingin memberikanASI di luar masa cuti.
3. Diduga Dapat Mengubah Kandungan Zat Gizi
Ketua Satgas Asi Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K) mengatakan proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.
“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata Dr Naomi seperti dilansir dari Antara.
Pembekuan ASI yang dilakukan pada praktik rumahan, telah diteliti dapat menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI seperti pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein, penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.
4. Memiliki Resiko Kontaminasi
Metode freeze-drying juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI. Dengan demikian maka risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman, khususnya pada saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dryed ASI sebelum dikonsumsi bayi.
5. Tidak Direkomendasikan untuk Bayi dengan Kondisi Medis Tertentu
Metode pembekuan asi dan menjadikannya ASI bubuk merupakan hal baru serta belum dibuktikan melalui penelitiaan secara ilmiah, sehingga belum ada aturan atau rekomendasi penggunaannya oleh organisasi kesehatan seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), AAP, atau FDA.
Dilansir dari Antara, Satgas Asi Ikatan Dokter Anak Indonesia juga tidak merekomendasikan pemberian ASI bubuk untuk bayi dengan kondisi medis tertentu seperti bayi prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.
Pada akhirnya Naomi tetap merekomendasikan metode menyusui langsung sebagai metode pemberian ASI dari ibu kepada bayi dibanding ASI bubuk karna tidak hanya memberikan sejumlah manfaat yang baik untuk kesehatan bayi, namun, juga meningkatkan rasa nyaman bayi dan kedekatan antara ibu dan anak. “Menyusui dan memerah ASI untuk bayi mungkin terasa melelahkan, dan dapat dimengerti bila ibu ingin mencari cara termudah untuk memastikan bayi tetap memperoleh ASI. Menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” ujar Dr Naomi.
TIARA JUWITA | ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Alasan IDAI Tak Sarankan ASI Dijadikan Susu Bubuk
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini