Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lemah jantung atau kardiomiopati kondisi otot jantung kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh. Kecenderungan gejala makin buruk akan berlainan lama waktu tergantung kondisinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Mayo Clinic, lemah jantung ditandai gejala sesak napas ketika beraktivitas atau bahkan saat istirahat, pembengkakan di kaki, perut kembung karena penumpukan cairan, batuk saat berbaring. Gejala lainnya kesulitan berbaring, kelelahan, detak jantung cepat, berdebar, tekanan dada, pusing, sakit kepala, dan pingsan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk National Health Service (NHS) UK beberapa faktor menyebabkan seseorang rentan mengalami kardiomiopati. Selain faktor genetik, tekanan darah tinggi yang tak terkontrol dan gaya hidup tidak sehat mempengaruhi masalah lemah jantung.
Apa saja jenis lemah jantung?
1. Kardiomiopati hipertrofik
Mengutip John Hopkins Medicine, kardiomiopati hipertrofik terjadi ketika otot ventrikel kiri menebal. Kondisi ini menghalangi aliran darah ke seluruh tubuh. Kardiomiopati hipertrofik mempengaruhi katup mitral jantung, menyebabkan darah bocor ke belakang melalui katup.
Kondisi ini cenderung penyakit langka. Gejalanya meliputi sesak napas saat beraktivitas, pusing, pingsan, dan nyeri dada (angina).
2. Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati dilatasi kondisi lemah jantung yang paling sering. Rongga jantung membesar dan meregang, mengganggu kemampuan untuk memompa secara normal dan berelaksasi dengan tepat. Kondisi ini sering dialami orang dewasa berusia 20 tahun hingga 60 tahun. Kardiomiopati dilatasi tersebab kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan kekurangan nutrisi.
3. Kardiomiopati restriktif
Kardiomiopati restriktif terjadi ketika otot jantung menjadi kaku dan tidak mampu mengisi darah secara tepat. Ini adalah jenis kardiomiopati yang paling tidak umum di Amerika Serikat. Gejalanya termasuk kelelahan, pembengkakan lengan dan kaki, juga kesulitan bernapas saat beraktivitas.
4. Kardiomiopati iskemik
Kardiomiopati iskemik terjadi saat arteri yang menuju jantung mengalami penyempitan atau sumbatan dalam waktu singkat. Kondisi itu mengakibatkan darah yang mengandung oksigen tak bisa mencapai jantung.
Mengutip Texas Heart Institute, kebanyakan kardiomiopati iskemik menyebabkan nyeri di dada (angina pectoris). Walaupun beberapa kasus juga menemukan orang yang mengalami kardiomiopati iskemik tidak merasakan sakit yang terlalu.
5. Kardiomiopati arrhythmogenic
Kardiomiopati arrhythmogenic menyebabkan detak jantung atau ritme yang tidak teratur. Mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention, jenis kardiomipati ini cenderung karena pewarisan genetik.
DELFI ANA HARAHAP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.