Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

5 Menu Kuliner Melangkapi Pengalaman Wisata di Kalimantan Selatan

Pasar terapung kerap didentikan dengan dunia wisata Kalimantan Selatan.

21 Juni 2018 | 13.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Soto Banjar diatas perahu di Sungai Barito. TEMPO/Budi Yanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar terapung kerap didentikan dengan dunia wisata Kalimantan Selatan. Melihat interaksi jual-beli yang tak biasa di atas Sungai Barito itu, memang memberikan pengalaman baru bagi turis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tetapi bukan hanya pasar terapung saja yang jadi andalan wisata setempat. Belum lama ini Kementerian Pariwisata merilis sejumlah pilihan kuliner khas di sana, untuk memperkaya pengalaman pelancongan di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini beberapa penganan yang layak dicoba.

1. Soto Banjar

Soto yang melegenda di Nusantara itu sudah populer asal-muasalnya, yakni dari Kalimantan Selatan. Berbeda dengan kuliner soto dari daerah lain, soto Banjar punya karakter sendiri. Kuahnya lebih kuning, padahal umumnya tak memakai kunyit.

Hanya, rempah-rempahnya lebih kuat. Bumbu-bumbunya meliputi kayu manis, biji pala, dan tambahan cengkeh. Bagian yang membuat khas, soto Banjar memakai tambahan perkedel, kentang rebus, dan dihidangkan dengan potongan ketupat. Sedangkan biasanya, daging yang dipakai untuk menu utamanya adalah daging ayam suwir.

2. Wadai 41

Laman Kasultanan Banjar menyebut, wadai kerap diartikan wisatawan sebagai jenis kue. Namun, wadai 41 sejatinya merupakan jumlah kue khas Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin, yang warna-warni dan biasanya ada di upacara-upacara tradisional. Angka 41 dianggap sakral dan dapat mengusir makhluk gaib.

Biasanya, masyarakat mengelompokkan beragam jenis kue tradisional dalam wadai 41. Di antaranya apam, bubur, baayak, babungku, babalungan halam, bingka, cucur, tapai, wajik, dan lain-lain. Kue ini dulu bisa dijumpai di kawasan-kawasan perdesaan. Namun sekarang sudah ada beberapa di kota, seperti di pusat oleh-oleh.

3. Ketupat Kandangan

Penganan berkuah ini berasal dari daerah Kandangan, Kalimantan Selatan, 3 jam dari Kota Banjarmasin. Namun cukup banyak ditemukan di Banjarmasin. Seperti umumnya ketupat sayur, ketupat kandangan disajikan dengan kuah santan. Bedanya, di dalam kuah itu terdapat rebusan daging ikan gabus. Adapun bumbu-bumbu tradisional yang melengkapinya ialah kayu manis, pala, cengkih, dan kapulaga.

4. Mandai

Kulit cempedak bagi masyarakat Banjarmasin dan Kalimantan Selatan bisa diolah menjadi penganan yang enak. Makanan ini disebut mandai. Kulit yang biasanya dianggap limbah itu dibumbui dan digoreng. Biasanya dijadikan lauk atau camilan. Bisa dimakan dengan nasi atau disantap begitu saja.

5. Gangan Humbut

Bila masyarakat Jawa terkenal memiliki sayur lodeh, warga Kalimantan Selatan punya gangan humbut. Kuliner ini sering disajikan sebagai penganan wajib pada acara-acara khusus, seperti hajatan. Pada momen Ramadan, kuliner tersebut juga acap dijual sebagai menu buka puasa.

Gangan humbut ialah sayur yang terbuat dari potongan iga sapi dan rebung. Keduanya diolah dengan bebumbuan lain, semisal santan. Penampakannya cukup mirip dengan sayur kuah santan khas Sumatera Barat.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus