Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menurut Studi Traveling dapat Membuat Orang Tampak Lebih Muda

Para peneliti menemukan bahwa traveling tidak hanya bermanfaat untuk mental dan fisik tapi juga dapat memuat seseorang tampak lebih muda

17 September 2024 | 17.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kalau selama ini mencari banyak cara untuk perawatan dan perubahan dengan prosedur kosmetik untuk memperlambat penuaan, jawabannya hanya dengan traveling atau bepergian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para peneliti di Universitas Edith Cowan, Perth, menemukan bahwa traveling tidak hanya bermanfaat untuk mental dan fisik tapi juga dapat memuat seseorang tampak lebih muda. Seperti dikemukakan peneliti Fangli Hu, penuaan memang tidak dapat dihentikan tapi dapat diperlembat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut penelitian tersebut, paparan terhadap budaya, bahasa, lingkungan baru, dan aktivitas santai dapat merangsang respons stres dan meningkatkan laju metabolisme, sehingga mendorong kemampuan tubuh dalam mengatur dirinya sendiri. Hal ini juga dapat memicu respons sistem imun adaptif. 

Fangli Hu mengatakan secara ringkas, sistem pertahanan diri menjadi lebih tangguh. "Hormon yang mendukung perbaikan dan regenerasi jaringan dapat dilepaskan dan meningkatkan fungsi sistem penyembuhan diri," ujarnya, seperti dikutip dari laman Daily Mail

Latihan fisik dapat melancarkan peredaran darah, memperlancar pengangkutan zat gizi, dan membantu pembuangan kotoran guna menjaga penyembuhan diri. Latihan fisik sedang bermanfaat bagi tulang, otot, dan persendian, selain itu juga menunjang sistem anti-keausan tubuh.

Namun manfaat anti-penuaannya terungkap dalam studi pertama di dunia yang menerapkan teori entropi, tren menuju kematian, pada pariwisata. "Pariwisata adalah bagian dari gaya hidup sehat yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap kesehatan fisik dan mental serta mendorong penuaan yang sehat, kata Hu.

Dia menjelaskan saat traveling seseorang dapat membenamkan diri dalam lingkungan baru. Terutama dengan lanskap terapeutik seperti hutan dan pantai, yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental seseorang. Selain itu, berada jauh dan keluar dari rutinitas, orang cenderung lebih aktif, suka berpetualang, dan interaktif.

"Bepergian dapat meningkatkan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, mendaki, bersepeda – banyak aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, metabolisme, ketegangan otot, dan banyak aspek fungsi tubuh lainnya,' katanya.

Tidak hanya itu, traveling juga memaksa seseorang untuk berinteraksi dengan wisatawan lain, penduduk setempat, atau bahkan hewan yang dapat meningkatkan suasana hati. "Hal itu dapat mengurangi rasa kesepian dan dapat meningkatkan fungsi kognitif. Perjalanan bahkan dapat meningkatkan pola makan sehat dengan mencoba makanan segar dan lokal," ujarnya.

Namun manfaat ini hanya bisa diperoleh dengan pengalaman wisata yang positif juga. Maksudnya selama perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan seperti ketinggalan penerbangan lanjutan atau koper yang hilang. Sebaliknya pengalaman wisata yang negatif dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. 

Fanglu Hu menambahkan tidak ada ukuran yang pas tentang liburan yang sukses. Sebab setiap orang memiliki harapan dan kebutuhan yang berbeda, dan harus mempertimbangkan kebutuhan keuangan, kesehatan dan akses mereka sebelum memesan perjalanan. Bahkan perjalanan akhir pekan yang sederhana pun dapat memberikan manfaat kesehatan.

Pilihan editor: Jaringan Wi-Fi hingga Port USB, 7 Hal yang Bisa Membahayakan Ponsel saat Menginap di Hotel

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus