Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta Phubbing kata yang terbentuk gabungan dari phone dan snubbing untuk menjelaskan sikap sangat acuh atau tak peduli lingkungan sekitarnya karena berfokus gawai atau gadget. Mengutip Science Direct, lebih dari 17 persen orang melakukan phubbing ketika ada orang lain di depannya. Setidaknya, orang itu melakukannya empat kali dalam sehari. Sedangkan, 32 persen lainnya melakukan phubbing sebanyak dua kali sampai tiga kali dalam sehari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kata phubbing makin banyak diketahui sejak Mei 2012. Saat itu layanan iklan di Australia membuat kata ini untuk menggambarkan fenomena yang berkembang. Banyak orang mengabaikan keluarga atau teman yang memang ada di depannya. Orang yang mengalami phubbing akan memilih menggunakan ponsel dibandingkan berbicara secara langsung dengan orang sekitarnya,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setelah kata ini diketahui banyak orang, kampanye Stop Phubbing pun mulai bermunculan. Sebab, phubbing dianggap berisiko buruk. Phubbing rentan merusak hubungan dan kesehatan mental seseorang.
Risiko bahaya phubbing
1. Stres
Mengutip laporan penelitian A third-person perspective on phubbing: Observing smartphone-induced social exclusion generates negative affect, stress, and derogatory attitudes, banyak efek negatif dari tindakan phubbing. Biasanya, risiko yang paling sering meningkatkan stres pada seseorang. Orang yang phubbing mempunyai cara beradaptasi yang rendah, sibuk dengan gawainya.
2. Kurang peka
Tentu tidak menyenangkan bertemu orang, tapi tidak membicarakan suatu hal dan memilih diam karena sibuk menggunakan gawai. Akibatnya, phubbing bisa mempengaruhi kehangatan atau kedekatan hubungan di dunia sosial yang nyata.
3. Mempengaruhi kesehatan mental
Merujuk publikasi dalam Journal of Applied Social Psychology, phubbing memberikan simulasi perasaan lebih negatif tentang interaksi yang terjalin. Phubbing sebagai ancaman bagi empat kebutuhan dasar seseorang. Kebutuhan dasar ini, meliputi harga diri, keberadaan yang berarti, rasa memiliki, dan kontrol.
Saat seseorang melakukan phubbing, orang lainnya yang berada di sekitarnya akan merasa ditolak, dikucilkan, dan dianggap tidak penting. Akibatnya, ini bisa berdampak secara signifikan terhadap kesehatan mental seseorang.
4. Merusak kualitas hubungan
Hubungan yang memiliki kualitas baik mempunyai pola interaksi yang sehat. Phubbing mengakibatkan risiko yang rentan merusak kualitas hubungan, karena melanggar norma lingkungan sosial untuk berinteraksi secara langsung.
5. Pertanda hubungan tidak menyenangkan
Tindakan phubbing akan berdampak hubungan yang tidak menyenangkan dengan orang lain. Sebab, seseorang akan selalu sibuk urusan di gawainya dan meninggalkan interaksi sosial dengan orang yang berada di dekatnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.