Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

8 Menu Takjil Khas Bandung dari Gehu hingga Es Goyobod

Menu takjil khas Bandung kerap ada dalam hidangan berbuka puasa, baik sebagai makanan pembuka ataupun penutup.

8 Maret 2025 | 17.30 WIB

Bala-bala, hidangan khas Sunda khususnya Bandung, yang terbuat dari adonana tepung terigu dan irisan sayur kol beserta wortel. Tempo/Nia Nur Fadillah.
Perbesar
Bala-bala, hidangan khas Sunda khususnya Bandung, yang terbuat dari adonana tepung terigu dan irisan sayur kol beserta wortel. Tempo/Nia Nur Fadillah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, bulan Ramadan identik dengan berbagai hidangan takjil, terutama di Kota Bandung yang menawarkan banyak kuliner beragam. Saat menjelang berbuka, hampir setiap sudut kota dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan aneka takjil, mulai dari yang bercita rasa manis, gurih, pedas, hingga segar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dari banyaknya hidangan yang dijual di Kota Kembang, olahan takjil khas Sunda kerap menjadi makanan favorit dan dicari banyak orang. Menukil informasi dari Instagram Humas Bandung, terdapat menu khas Sunda yang banyak dijadikan sajian takjil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Bala-bala

Bala-bala adalah salah satu makanan yang sering dijadikan kudapan pembuka ketika berbuka puasa. Hidangan ini terbuat dari tepung terigu dicampur irisan sayur kol dan wortel yang digoreng sampai kecokelatan. Olahan tersebut merupakan sebutan khas masyarakat Sunda untuk bakwan. Selama Ramadan, bala-bala mudah ditemukan di berbagai tempat yang menjual takjil.

2. Gehu

Gehu merupakan akronim dari toge jeung tahu. Kudapan khas Sunda yang terbuat dari tahu yang diisi kecambah, beberapa modifikasi ditambah sayuran lain seperti kol atau wortel. Isi dari gehu biasanya dibuat dua rasa, yaitu tanpa pedas dan pedas. Tahu yang sudah diisi, dicelupkan ke dalam adonan basah dari adonan tepung terigu dicampur air, lalu digoreng sampai kuning kecokelatan.

3. Batagor

Makanan khas Bandung Jawa Barat lainnya adalah batagor, merupakan versi goreng dari baso tahu yang kemudian disebut bakso tahu goreng atau batagor. Terbuat dari adonan bakso ikan tenggiri yang diisi ke dalam tahu dan kulit pangsit. Disajikan bersama saus bumbu kacang, kecap manis, dan sambal cabai rawit.

4. Cireng

Aci digoreng atau cireng selalu ada tersedia di tempat jualan takjil. Kuliner khas Sunda ini dibuat dengan mencampurkan tepung kanji, tepung terigu, air, parutan kelapa, dan bumbu penyedap sampai kalis, kemudian di goreng. Sekarang banyak cireng dibuat tanpa menambahkan parutan kelapa, melainkan diisi dengan aneka macam rasa, misalnya ayam suwir, jando, keju, sosi, baso, dan lainnya.

Cireng. shutterstock.com

5. Kerupuk banjur

Kerupuk banjur atau mi anclom banyak di temukan di Bandung, khususnya saat bulan puasa. Kudapan ini disajikan dengan menyiram kuah pedas ke tumpukan mi atau mencelupkan kerupuk ke dalam kuah. Kerupuk yang digunakan adalah jenis kerupuk mi besar berwarna kuning, adapun kuah siramnya terbuat dari campuran cabai, serai, dan daun salam.

6. Colenak

Colenak atau dikenal sebagai tape bakar merupakan kudapan manis khas Bandung. Seperti namanya, colenak dibuat dari tape singkong bakar yang dicocol ke dalam gula merah serta kelapa parut. Cara makan dengan dicocol menjadi inspirasi dari nama hidangan itu, yaitu dicocol enak.

7. Es Cendol

Sementara untuk minuman ada es cendol. Minuman tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu cendol, saus gula merah atau kinca, dan santan. Cendol diolah dari tepung beras, tepung hunkwe, daun suji, pasta pandan, garam, dan es batu. Sedangkan kinca dibuat dari gula merah, gula putih, daun pandan, serta garam halus. Es cendol kerap menjadi santapan yang dikonsumsi saat berbuka puasa untuk menghilangkan dahaga.

8. Es Goyobod

Selain cendol, takjil berupa minuman khas Bandung lainnya adalah es goyobod. Minuman yang memiliki rasa manis, dingin, dan gurih ini terbuat dari tepung hunkwe, santan, gula merah, daun pandan, roti tawar, sagu mutiara, tape singkong, daging kelapa, alpukat, dan nangka.

NIA NUR FADILLAH 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus