Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat di penis, menjadi salah satu masalah alat kelamin, yang mungkin memusingkan kaum pria. Sebab, sebagian dari mereka, mungkin tidak tahu yang harus dilakukan, jika jerawat di penis bermunculan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perlu diketahui, jerawat dapat muncul di bagian tubuh, yang memiliki pori-pori. Penis adalah salah satu bagian, yang tidak "terlewatkan" oleh jerawat. Namun, apakah jerawat di penis, harus dikhawatirkan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agar terhindar dari kondisi medis yang mengerikan, Anda disarankan untuk tidak melakukan diagnosis sendiri, tanpa arahan dari dokter. Maka dari itu, mengetahui penyebab kemunculan jerawat di penis, bisa menjadi langkah penting, agar Anda punya bayangan ketika datang ke dokter.
Terlebih lagi, benjolan atau jerawat di penis, bisa menjadi indikasi dari kedatangan penyakit menular seksual, yang berbahaya bagi kehidupan seksual dengan pasangan. Selain itu, tidak selamanya benjolan yang Anda lihat pada penis, adalah jerawat. Bisa jadi, itu adalah benjolan lain, yang menandakan adanya penyakit. Maka dari itu, pahami baik-baik, penyebab munculnya jerawat di alat kelamin.
1. Razor burn
Jika Anda melihat benjolan kecil, berisi nanah, bisa jadi razor burn lah yang menyebabkannya. Razor burn adalah kondisi yang terjadi, saat satu area kulit mengalami iritasi dan kemerahan, sehabis dicukur. Saat area kulit itu sedang menjalani proses penyembuhan, sebuah benjolan seperti jerawat, bisa muncul. Benjolan itu berisi nanah, yang disertai ruam, di sekitarnya. Namun tenang, razor burn biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
2. Fordyce spots
Titik-titik Fordyce adalah kelenjar sebaceous yang terlihat. Kelenjar ini biasanya terletak di bawah folikel rambut, dan nampak di bagian kulit yang tak berambut, seperti penis. Bintik-bintik kecil ini, bisa berwarna kuning atau putih. Penyebabnya tidak diketahui, namun salah satu penelitian menyatakan bahwa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon pada tubuh dan jenis kulit yang berminyak.
Walau tidak berbahaya, biasanya bintik-bintik Fordyce, bisa menimbulkan masalah estestika. Anda pun bisa menjadi risih, karena malu dilihat oleh pasangan. Maka dari itu, datanglah ke dokter, untuk mendapatkan perawatan.
3. Kelenjar tyson
Sama dengan Fordyce, kelenjar tyson adalah kelenjar sebaceous yang terlihat. Benjolan-benjolan ini muncul di sekitar frenulum (jaringan kecil yang terlipat di bawah penis). Bintik-bintik yang muncul, bisa berwarna kuning atau putih. Walau dianggap tidak berbahaya, berkonsultasi dengan dokter, tidak ada salahnya.
4. Folikulitis
Peradangan folikel rambut, dapat menyebabkan munculnya benjolan di dekat pangkal pertumbuhan bulu kemaluan. Benjolan merah itu dikenal dengan nama folikulitis. Sebagian orang mungkin jengkel dengan kondisi ini. Sebab, benjolan folikulitis bisa menimbulkan rasa gatal dan nyeri.
Walau tidak berbahaya, folikulitis dapat muncul berkali-kali, dan membuat penderitanya merasa kesal. Maka dari itu, obat oles antimikroba, sangat direkomendasikan, untuk menghilangkan serta mencegah folikulitis, di masa depan.
5. Kutil kelamin
Bisa jadi, jerawat di penis yang Anda lihat, bukanlah jerawat, melainkan kutil kelamin. Gejala utama dari kutil kelamin adalah munculnya benjolan kecil berwarna putih, di batang atau kepala penis. Kutil kelamin disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) dan merupakan salah satu infeksi yang ditularkan dari berhubungan intim.
Ujung kutilnya bisa terlihat seperti sayuran kembang kol, dan ukurannya pun bervariasi. Perlu diketahui, kutil kelamin biasanya hilang dengan sendirinya. Namun lebih baik, Anda menjalani kauterisasi (pembakaran jaringan) untuk mengatasinya.
6. Herpes kelamin
Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2, yang bisa menyebabkan adanya luka seperti lepuhan berwarna abu-abu, di penis. Luka itu bisa terasa gatal, tidak nyaman, dan menyebar ke anus. Luka lepuhan itu bisa terbuka dan mengeluarkan cairan, yang mengeras, seiring berjalannya waktu.
7. Sifilis
Luka berwarna putih atau merah, dapat muncul sebagai gejala penyakit menular seksual lainnya, yakni sifilis. Jika tidak diobati, infeksi bakteri bisa membuat kondisi tersebut semakin parah.