Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor laga Indonesia, Advent Bangun, meninggal dunia pada Sabtu, 10 Februari 2018, pukul 02.35 WIB. Advent Bangun diketahui mengidap penyakit gagal ginjal sejak April 2017 dan harus melakukan prosedur cuci darah sebanyak dua kali seminggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyakit gagal ginjal disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Ginjal berfungsi untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dalam darah yang kemudian akan dikeluarkan lewat urin. Saat terjadi gagal ginjal, cairan, elektrolit, dan limbah berbahaya akan mengendap dalam tubuh. Baca: Paspampres Harus Bisa Menembak dari Atas Motor dan Mobil Bergerak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada beberapa penyebab terjadinya gagal ginjal, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, nefritis interstisial (radang tubulus ginjal dan struktur ginjal), pielonefritis (infeksi ginjal), batu ginjal, refluks vesicoureteral (kondisi di mana urine kembali ke dalam ginjal), dan sebagainya.
Seseorang yang mengalami gagal ginjal akan merasakan beberapa gejala, seperti bengkak pada kaki, mual, sakit di bagian dada, kejang-kejang, dan sebagainya. Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal, cara yang harus dilakukan adalah memerhatikan dosis obat OTC (obat bebas), memeriksakan ginjal, dan menjalani gaya hidup sehat.
Saat seseorang sudah mengidap gagal ginjal, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawat atau mengobati penyakit tesebut. Berikut adalah cara yang biasanya dianjurkan dokter untuk mengatasi gagal ginjal. Baca: Terkadang Sepatu Paspampres Bisa Lebih Bagus dari Sepatu Jokowi
Diet
Seseorang yang mengalami gagal ginjal harus melakukan diet. Jenis makanan yang harus dihindari atau dikurangi dapat dikonsultasikan masing-masing pasien ke dokter gizi. Umumnya, jenis makanan yang harus dikurangi adalah makanan mengandung potasium, seperti pisang, yogurt, aprikot, blewah, bayam, dan alpukat.
Cuci Darah
Cuci darah dilakukan untuk menyaring dan membersihkan darah menggunakan sistem penyaring. Terdapat dua jenis cuci darah, yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Hemodialisis menggunakan mesin sebagai pengganti ginjal yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Fungsinya adalah mengeluarkan kelebihan cairan dan garam untuk mengimbangi jumlah elektrolit dalam tubuh serta membuang zat sisa dari proses metabolisme. Baca: Waspada Dampak Diet Keto, Mayo dan OCD, Ini Kata Ahli
Sementara itu dialisis peritoneal menggunakan lapisan pada rongga perut sebagai penyaring. Caranya adalah menanamkan kateter pada rongga perut lewat operasi. Pada kateter, dimasukkan larutan dialisis untuk menyerap zat sisa dalam darah yang mengalir lewat abdomen. Perlu diingat, cuci darah tidak dapat menyembuhkan penyakit gagal ginjal. Hanya saja, cara ini dapat memperpanjang angka harapan hidup seseorang jika ia rutin mencuci darah. Teknik cuci darah sendiri harus ditentukan oleh dokter, dilihat dari kondisi pasien dan hasil diskusi dengan pasien serta pihak keluarga.
Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal bisa dilakukan jika ada donor yang tepat. Pendonor bisa berupa keluarga yang memiliki jaringan serupa dan kompatibel. Jika tidak ada, pasien harus didaftarkan terlebih dahulu ke pusat transplantasi organ dan menunggu sampai mendapat pendonor yang cocok. Jenis pengobatan ini tentunya memiliki risiko bagi pasien. Sebab, terdapat kemungkinan tubuh menolak ginjal yang sudah ditransplantasi. Selain itu, terdapat juga risiko pendarahan dan infeksi. Jika transplantasi ginjal berhasil, fungsi ginjal akan kembali normal seperti semula.
AISHA SHAIDRA | ANASTASIA PRAMUDITA DAVIES | HEALTHLINE | MEDICINE NET | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA