Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ahli Bahasa Tanggapi Makna Kata Anjay yang Sedang Viral

Kata anjay tiba2 saja viral. Apakah konotasinya positif atau negatif? Simak kata ahli bahasa.

1 September 2020 | 10.49 WIB

Meme anjing dan ayam yang diunggah netizen untuk menanggapi rilis Komnas PA mengenai istilah Anjay. Sebagian netizen merespon dengan membuat lelucon bahkan mengucapkan istilah tersebut hingga ribuan kali di media sosial. Twitter
Perbesar
Meme anjing dan ayam yang diunggah netizen untuk menanggapi rilis Komnas PA mengenai istilah Anjay. Sebagian netizen merespon dengan membuat lelucon bahkan mengucapkan istilah tersebut hingga ribuan kali di media sosial. Twitter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, masyarakat di Tanah Air tengah dihebohkan dengan penggunaan kata anjay. Sebenarnya, kata tersebut sudah umum digunakan. Namun, masalah mulai muncul saat Youtuber Lutfi Agizal menyatakan bahwa anjay dapat merusak moral bangsa. Benarkah demikian?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menanggapi hal tersebut, ahli bahasa sekaligus Redaktur Bahasa Tempo, Uksu Suhardi, pun angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa kata anjay merupakan bahasa gaul yang banyak digunakan oleh anak muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini muncul bersamaan dengan kata sotoy, lebay, mantul,” katanya.

Memang, pria yang akrab disapa Uu itu menuturkan bahwa kata anjay merupakan penghalusan atau pengganti dari kata anjing. Meski begitu, awal penggunaannya bukan ditujukan sebagai makian melainkan merupakan bentuk kekaguman, pujian, dan rasa akrab dengan orang lain.

“Kata anjay, awalnya bukan kata makian. Tapi justru kekaguman atau pujian seperti luar biasa. Misalnya ada pemain bola yang berhasil mencetak gol atau melewati lawan, biasanya digunakan kata anjay. Ini juga bentuk sapaan akrab dengan teman seperti ‘Hey anjing, kemana saja’. Jadi bukan untuk merendahkan martabat atau celaan,” ujarnya.

Uu juga mengungkapkan mereka yang beranggapan jika kata anjay negatif, berarti kembali pada konotasi penggunaannya. Sebab, pada dasarnya semua kata memiliki nilai yang sama dan bisa digunakan untuk memuji ataupun menghina.

“Tidak hanya kata anjay saja, tapi coba kata cantik. Itu tak sekedar pujian namun bisa juga dianggap hinaan. Contohnya, saat ada wanita yang semua orang tahu dia tidak cantik tapi dipanggil ‘Hai cantik, mau ke mana?’ Artinya itu kan digunakan untuk mencela,” tuturnya.

Untuk alasan tersebut, sebagai pakar bahasa ia pun merasa bahwa pembahasan tentang kata anjay tidak perlu dipermasalahkan lebih jauh.

“Intinya semua kata punya dua arti baik dan buruk. Kalau sekarang beredar kabar bahwa kata anjay akan dilarang karena maknanya tidak baik, harusnya semua kata juga dilarang karena memiliki potensi yang sama ,” tuturnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus