Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Hobi memelihara ikan hias meluas berkat perangkat baru, yaitu galon bekas untuk dijadikan akuarium.
Akuarium galon memungkinkan pehobi menyusun akuaskap dengan anggaran minim, bahkan tanpa aerator.
Banyak video panduan membuat akuarium galon di media sosial.
RUTINITAS Firman Anando bertambah sejak tiga bulan lalu. Malam hari sebelum tidur, Firman bersantai dengan memandangi ikan gupi (Poecilia reticulata) dan molly (Poecilia sphenops) yang dia pelihara di akuarium yang terbuat dari galon bekas. Melihat ikan-ikan mungil itu berenang di antara tanaman air membuat penat kerjanya berkurang. Pagi hari, dia kembali ke teras untuk kembali menyapa ikan-ikannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemuda 24 tahun itu kepincut dengan ikan hias air tawar setelah menonton konten video tentang cara memelihara ikan di galon bekas di TikTok pada September 2024. Dia terkesima karena ikan-ikan di video itu bisa hidup di akuarium galon tanpa aerator—alat penghasil oksigen di air. Merasa bermodal cukup, yaitu galon bekas, dia mencobanya. "Ternyata bisa pelihara di galon," kata Firman kepada Tempo, Selasa, 3 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengikuti cara pembuatan akuarium galon di media sosial, dia membelah lalu membersihkan limbah berbahan plastik itu. Langkah selanjutnya adalah menuangkan bakteri starter—bibit bakteri penjaga keseimbangan biologis dan kualitas air di akuarium—serta pasir malang, media tanam populer di kalangan pehobi akuaskap. Setelah galon terisi pasir, ia menuangkan air dan mengendapkannya selama 2-3 hari. Sebagai permulaan, ia memasukkan tiga ekor ikan gupi. "Kalau bertahan hidup, baru ditambah," katanya.
Hasil pengamatan seharian mendapati ikan-ikan mungil itu sehat walafiat. "Aku lihat mereka aktif berenang ke sana kemari," ujar pemuda asal Bojonegoro, Jawa Tengah, itu. Jumlah ikannya pun bertambah. Firman memelihara ikan molly di akuarium galon berikutnya.
Firman Anando, memelihara ikan guppy dan molly di galon bekas. Dok pribadi
Kedua galon tersebut ia lengkapi dengan tanaman air, seperti Amazon sword (Echinodorus amazonicus) dan pakis air (Salviniales). Galon guna ulang ini ditaruh di tempat teduh agar tanaman dapat berfotosintesis dan menghasilkan oksigen.
Mitta Rindawati juga ketagihan memelihara ikan di galon karena konten yang seliweran di linimasa TikTok. Ia terinspirasi oleh akun @piaraikandigalon. Perempuan 26 tahun asal Madiun, Jawa Timur, itu mengaku bisa berjam-jam memandangi galon-galon ikan yang sudah dipercantik dengan aneka tanaman hias.
Awal September 2024, Mitta memulai hobi barunya dengan memelihara ikan platy Mickey Mouse (Xiphophorus maculatus) dan danio (Danio rerio). Karena kedua jenis ikan ini tahan banting, Mitta menambah koleksi berupa ikan molly balon sunkist dan danio slayer di galon lainnya. Kini, ikan molly balon sunkist-nya sudah beranak pinak dan memiliki 27 anakan.
Sembari mengamati ikan-ikannya tiap pagi, Mitta juga membuat konten. Di akun TikTok @cumaikanaja, galon-galon yang diisi ikan itu tampak jernih. Airnya bening dan tampak teduh karena aneka tanaman airnya. Mitta mengungkapkan galon berisi ikan tersebut bisa jernih karena ekosistemnya bagus. "Kalau keruh, pasti ada apa-apa," ucapnya.
Salah satu faktor terpenting sebelum memelihara ikan, Mitta melanjutkan, adalah penggunaan bakteri starter. Fungsinya adalah mempercepat pertumbuhan bakteri baik di air supaya kotoran ikan cepat terurai.
Menurut Mitta, memelihara ikan di galon cukup mudah perawatannya, tapi harus telaten. "Di awal kelihatan gampang, tapi lama-lama, kalau galon enggak dirawat, pasti lumutan." Untuk mengatasi lumut-lumut itu, Mitta membeli ikan alga eater (Gyrinocheilus aymonieri), udang red cherry (Neocaridina davidi), dan keong hias (Neritina sp.).
Masalah lain yang sering dijumpai adalah penurunan kondisi air. Mitta biasanya mengganti air 1-2 pekan sekali. Namun, bila mulai keruh dan bau, itu tandanya air sudah penuh amonia dan harus segera diganti. Untuk mengganti airnya juga tak boleh asal. "Kalau pakai air sumur boleh langsung, tapi kalau pakai air PAM, harus diendapkan minimal tiga hari," tuturnya.
Air lama di galon juga tak boleh dibuang sekaligus. Mitta mengatakan ikan sensitif terhadap air. Jadi, cukup buang air lama sekitar 50 persen, baru diisi dengan air yang baru. Selain di galon, Mitta mencoba beternak ikan di kolam kecil dan pot. Sejauh ini, perawatan paling minim justru di pot.
Galon berisi ikan hias yang dipelihara Mitta Rindawati asal Madiun, Jawa Timur. Dok pribadi.
Dibanding Firman dan Mitta, Tresia Hoban lebih dulu meramaikan linimasa TikTok dengan berbagi video tentang piara ikan di galon. Perempuan 34 tahun itu menyebutkan konten ini merupakan bentuk kampanye digital yang ia mulai sejak Mei 2024.
Bekerja sebagai spesialis media sosial, Tresia awalnya hanya ingin mengulik algoritma TikTok untuk mencari metode efektif mempromosikan sesuatu. Tapi ia malah kecebur lebih dalam menekuni ikan hias. Beberapa akun yang menjadi referensinya untuk belajar memelihara ikan hias antara lain @_argakusuma_, @titik_bakpao, dan @micro_scape.
Kini ada 14 galon yang berisi ikan molly, platy, dan danio slayer yang rutin dirawat Tresia. Menurut dia, jenis ikan yang paling mudah dirawat adalah danio slayer. Selain tampilannya yang cantik dengan sirip panjang, ikan ini dapat bertahan hidup tanpa aerator. "Dibanding piara gupi, lebih gampang danio slayer kalau buat pemula," ujarnya.
Biaya yang lebih terjangkau untuk memelihara ikan di galon juga menjadi pertimbangan Tresia. Pemilik akun TikTok @piaraikandigalon ini hanya menghabiskan sekitar Rp 20 ribu untuk membeli pasir malang, tanaman hias, dan bakteri starter. Harga ikan hias juga ramah di kantong. Jenis platy coral (Xiphophorus maculatus), misalnya, ia beli dengan harga Rp 10 ribu sekantong di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
•••
BOTOL galon air minum bekas bisa dimanfaatkan untuk memelihara ikan hias sebagai hobi maupun budi daya. Menurut dosen budi daya perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Roffi Grandiosa Herman, galon memiliki volume yang cukup untuk ikan hias kecil. “Masih aman, dalam konteks botol plastik ini tidak memberi dampak yang buruk pada air,” ujar Roffi, pada Rabu, 4 Desember 2024.
Penggunaan galon bekas biayanya lebih murah daripada memelihara ikan hias dalam akuarium kaca atau tong plastik. Apa pun wadahnya, Roffi melanjutkan, kualitas air harus tetap dijaga. Misalnya dengan menggunakan filter dan pompa pemasok oksigen.
Namun, kata Roffi, peralatan itu tidak wajib bagi ikan hias yang berukuran kecil seperti gupi dan danio rerio. Sebab, kotoran dan sisa pangan mereka cuma secuil. Begitu pula kebutuhan oksigennya. “Penumpukan amonia terlarut tidak terlalu signifikan peningkatannya,” ujarnya.
Untuk tujuan hobi, aneka ikan kecil bisa dicampur dalam satu tempat. Namun, untuk budi daya, wadahnya harus dipisah per jenis ikan dengan jumlah maksimal sekitar lima ekor per satu liter air.
Secara berkala, air yang mengandung urine, feses, dan sisa pakan ikan harus diganti agar racun tidak menumpuk di dasar botol. Waktu penggantian air bisa sepekan sekali, tapi tidak seluruh airnya dibuang, melainkan hanya seperempat volume. “Sebab, kalau airnya diganti total, biasanya ikan itu bisa mengalami stres juga dengan air yang baru,” ujar Roffi.
Air bisa dari pipa ledeng atau sumur. Perawatan galon, menurut dia, mudah dilakukan dengan cara mencucinya dan menghilangkan lumut jika ada yang menempel. Penempatan botol ikan hias sebaiknya di tempat yang teduh. “Tidak disarankan diletakkan di ruang terbuka yang ada sinar matahari langsung,” tuturnya.
Alasannya, jika diletakkan di ruang terbuka, kolam ikan dalam botol galon bisa diguyur hujan, airnya meluap, dan ikan-ikannya bisa ikut terbawa. Potensi itu bisa diatasi dengan membuat lubang-lubang agar air tidak luber atau ditutup saringan agar ikannya tidak keluar. “Air hujan di perkotaan mengandung polutan sehingga bisa mengganggu pH atau tingkat keasaman air,” ujarnya. Sedangkan sorotan sinar matahari langsung bisa mempercepat pertumbuhan lumut dan organisme lain, sehingga airnya keruh.
Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Rafika Aprilianti mengatakan, sebelum memelihara ikan di galon, pehobi harus mengetahui jenis plastik yang akan digunakan.
Ia tidak menyarankan penggunaan galon sekali pakai dengan kode 1. Sebab, bahannya tak stabil dan tipis. Bila terkena sinar matahari dan mengalami gesekan fisik maupun kimiawi, senyawa plastiknya akan rontok dan berisiko mengganggu kesehatan ikan. "Tapi efeknya jangka panjang," kata Rafika.
Menurut Rafika, plastik secara umum tersusun dari 16 ribu senyawa kimia, dengan 10 ribu di antaranya sudah diteliti. Beberapa senyawa plastik ini, dia melanjutkan, merupakan senyawa pengganggu hormon, seperti insulin, dan reproduksi.
Ketimbang galon, Rafika menyarankan penggunaan wadah berbahan organik, seperti bambu dan serabut kelapa. Selain bisa meningkatkan kualitas air, wadah organik tak mengandung senyawa kontaminasi plastik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Anwar Siswadi dari Bandung berkontribusi dalam penulisan artikel ini