Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2022, The New York Times menobatkan jamur merang sebagai bahan makanan paling favorit sepanjang tahun. Penobatan itu juga menjadi bukti betapa jamur sangat disukai banyak orang, selain bergizi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun demikian, popularitas itu tak menjadikan jamur boleh menjadi santapan setiap orang. Berikut penjelasan mengenai manfaat jamur dan siapa saja yang perlu mewaspadai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamur sering dikategorikan sebagai sayuran, padahal sebenarnya masuk keluarga jamur atau fungi. Ada 14 ribu jenis jamur, di antaranya yang populer adalah jamur shitake, jamur enoki, jamur merang, dan jamur kancing atau champignon.
Jamur biasanya tumbuh di berbagai iklim, biasanya yang lembap dan hangat. Beberapa jenis juga tumbuh di daerah dingin dan di dataran tinggi pegunungan. Demi kepentingan komersial agar lebih mudah dipasarkan, jamur juga sengaja ditanam di ruangan tertutup dengan udara yang dikontrol.
Tak masalah di mana pun mereka tumbuh, jamur sarat manfaat kesehatan. Dalam semangkuk jamur merang (sekitar 100 gram), contohnya, mengandung 3 gram protein, 2 gram serat, 373 mg potasium, dan juga ada magnesium, zat besi, fosfor, biotin, dan vitamin D dalam jumlah yang lebih sedikit, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Pakar diet olahraga Leslie Bonci menjelaskan kandungan serat tinggi berarti jamur tak hanya baik buat kesehatan pencernaan tapi juga terkandung jenis serat yang disebut beta-glukan yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat. Pendiri Active Eating Advice itu juga mengatakan kandungan vitamin D pada jamur juga mendukung sistem imun sehat dan kandungan potasium penting untuk kesehatan jantung dan mengontrol tekanan darah.
Ilustrasi jamur shitake, Freepik.com/Devmaryna
Kelompok yang perlu menghindari jamur
Pakar diet dan nutrisi Lisa Young menjelaskan jamur juga bisa membantu menurunkan berat badan dan mengenyangkan karena rendah kalori, hanya 21 kalori dalam semangkuk jamur. Selain itu, ada pula kandungan selenium, yang membantu melawan kerusakan akibat radikal bebas. Sementara kandungan vitamin B seperti riboflavin dan folat penting untuk perkembangan dan fungsi kognitif yang sehat.
Meski demikian, ada kelompok orang yang tak boleh makan jamur. Contohnya ibu hamil dan pemilik masalah imun yang tak boleh makan jamur dalam kondisi mentah. Pemilik alergi jamur atau fungi jenis apapun juga harus menghindarinya.
Young juga mengingatkan jamur bisa berikteraksi negatif dengan obat-obatan untuk tekanan darah tinggi. Makan jamur terlalu banyak juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, kemudian tak bisa disimpan lama.
"Jadi, langsung masak dalam beberapa setelah dibeli," saran Young, dilansir dari USA Today.
Sementara konsultan diet dan nutrisi LeeAnn Weintraub mengingatkan untuk mengonsumsi hanya jamur yang aman, jangan jamur liar. "Jamur liar bisa memicu risiko kesehatan, termasuk masalah pencernaan, pernapasan, dan masalah organ, bahkan kematian," paparnya.