Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi masyarakat Tan Shot Yen tak menganjurkan bubur fortifikasi atau bubur instan untuk diberikan sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) kepada bayi yang sedang belajar makan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kembali ke rujukannya juga, antara lain rekomendasi WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Bubur fortifikasi diberikan pada orang-orang yang hidupnya di daerah yang betul-betul tanahnya itu miskin. Coba, saya pengin tanya, ada enggak satu jengkal tanah Indonesia yang betul-betul miskin?" katanya dalam diskusi mengenai MPASI, Kamis, 1 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun bubur fortifikasi dibuat dari bahan dasar alami seperti beras, Tan menjelaskan bubur tersebut mengalami penambahan mineral dan vitamin tertentu pada proses pembuatannya. Namun, penambahan berbagai zat tersebut bukan berarti bubur fortifikasi lebih bergizi. Menurutnya, MPASI yang baik berasal dari dapur sendiri, yang dibuat sesuai panduan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang diberikan pemerintah.
"Bubur fortifikasi itu berasal dari bahan dapur kita juga sebetulnya tetapi dengan suhu yang sangat tinggi dikeringkan, diberikan suatu cara industri yang membuat jadi makanan kering," paparnya.
Jangan pakai blender
Salah satu jenis yang bisa diberikan adalah bubur yang lumat, yang terbuat dari hati ayam dan wortel dan dibuat dengan cara diulek atau disaring sampai teksturnya lembut namun tetap kental dan tidak cair. Selain itu, ia juga merekomendasikan pemberian MPASI berupa buah, seperti pisang atau pepaya namun dengan cara dikerok, bukan dihaluskan dengan blender, supaya tetap kental dan tidak cair.
"Yang benar itu konsistensinya adalah kental, jatuh perlahan, jadi tinggal mangap, suap, telan," ucapnya.
Pilihan Editor: Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter